Tingginya tingkat kemarahan, kecurigaan dan permusuhan warga akibat sistem pemeritahan Amerika Serikat (AS) yang berbasis liberal dan konservatif, menyusul penembakan anggota kongres di Tucson, Arizona, AS, menjadi ujian pertama tahun 2011 bagi Presiden Barack Obama dan Ketua DPR John Boehner.
Lalu, apa tindakan mereka usai mengheningkan cipta, Rabu (12/1), untuk memperingati peristiwa penembakan, Sabtu (8/1) waktu setempat? Untuk sementara waktu, keduanya mencoba menghindari setiap pertanyaan menyangkut insiden itu. Terutama perihal penembakan brutal di Arizona yang menyebabkan anggota DPR dari Demokrat Gabrielle Giffords (40) kritis dan enam orang tewas, termasuk Hakim Federal di Arizona, John M. Roll.
Roll tak sengaja berada di lokasi penembakan, yaitu di supermarket. Dia ke sana setelah beribadah di gereja. Namun saat akan pulang, dia melihat Giffords, sedang bertemu konstituennya di luar supermarket. Roll pun menghampiri Giffords, politisi yang sangat dia kenal. Nah, saat itulah Jared Lee Loughner menghujani Giffords cs dengan 20 tembakan.
Lalu, langkah apa saja yang akan diambil Obama-Boehner usai tragedi itu? Obama yang baru setengah jalan menjalani masa baktinya sebagai presiden, sepertinya telah mengeluarkan kebijakan tepat dengan menganggap Insiden itu sebagai tragedi seluruh negeri. Sementara Boehner, belum mengeluarkan satu pun kebijakan usai dilantik sebagai ketua DPR, Rabu (5/1).
Padahal, meningkatnya kemarahan, kebencian dan fanatisme warga terhadap pemerintah membahayakan posisi kedua pemimpin ini. Kebijakan politisi Demokrat dan Republik untuk mengatasi problema yang tengah dialami negara, menjadi hal yang sangat di tunggu-tunggu masyarakat.
“Kita semua masih dalam kondisi berduka dan terkejut atas kejadian yang baru saja terjadi,” kata Obama, sekaligus meminta masyarakat untuk turut memulihkan keadaan dengan menghindar dari masalah apapun yang berpotensi menimbulkan perpecahan.
Menurut Obma, sebagai masyarakat Arizona, banyak hal yang bisa dilakukan guna menciptakan suatu negara besar secara keutuhan. “Saya pikir, dengan melakukan segala sesuatunya dengan positif. Langkah itu mesti kita lakukan jika kita menginginkan masa depan yang baik dan bisa keluar dari tragedi hingga bisa menciptakan kebersamaan sebagai negara yang kuat,” kata Obama dalam pidatonya di Gedung Putih sebelum bertolak dari Washington ke Arizona, Rabu (12/1).
Boehner disarankan bekas penasihat kepresidenan AS Raymond Smock agar berpikir bijak meyangkut kebijakan yang akan dia keluarkan. “Dia (Boehner) memiliki potensi melakukan sesuatu yang bisa mendapat respons positif dari Kongres dan publik,” ujar Smock, Selasa (11/1).
Kepolisian setempat mengakui, atmosfir politik yang panas di Arizona mungkin menjadi faktor di balik serangan. “Jika Anda melihat pada orang yang tidak seimbang jiwanya, bayangkan cara mereka merespons gagasan yang dinilai dapat mencabik-cabik pemerintahan,” kata Sheriff Pima County, Clarence Dupnik.
“Kemarahan, kebencian, fanatisme yang terjadi di negeri ini menjadi keterlaluan. Tentu saja Arizona, saya kira, menjadi ibukotanya. Kami sudah menjadi kiblatnya prasangka dan fanatisme,” imbuh Dupnik.
Yang dimaksud Dupnik sebagai kemarahan antara lain berupa pada pengrusakan kantor Gabrielle Giffords Maret lalu, setelah dia mengecewakan pemilih konservatif dengan mendukung RUU Reformasi Kesehatan Presiden Obama.
Bekas Gubernur Alaska, Sarah Palin, salah satu politisi konservatif sudah menempatkan Giffords dalam daftar politisi yang ingin dia ganti dalam pemilihan November lalu.
Sebagai politisi beraliran moderat, Giffords berhasil mengalahkan calon dari gerakan Tea Party, gerakan konservatif yang menentang pemerintahan Obama yang dianggap liberal, dalam pemilihan sela tersebut. Setelah penembakan, Sarah Palin mengeluarkan pernyataan berduka kepada keluarga Giffords dan korban lain dalam serangan ini.
Lalu, apa tindakan mereka usai mengheningkan cipta, Rabu (12/1), untuk memperingati peristiwa penembakan, Sabtu (8/1) waktu setempat? Untuk sementara waktu, keduanya mencoba menghindari setiap pertanyaan menyangkut insiden itu. Terutama perihal penembakan brutal di Arizona yang menyebabkan anggota DPR dari Demokrat Gabrielle Giffords (40) kritis dan enam orang tewas, termasuk Hakim Federal di Arizona, John M. Roll.
Roll tak sengaja berada di lokasi penembakan, yaitu di supermarket. Dia ke sana setelah beribadah di gereja. Namun saat akan pulang, dia melihat Giffords, sedang bertemu konstituennya di luar supermarket. Roll pun menghampiri Giffords, politisi yang sangat dia kenal. Nah, saat itulah Jared Lee Loughner menghujani Giffords cs dengan 20 tembakan.
Lalu, langkah apa saja yang akan diambil Obama-Boehner usai tragedi itu? Obama yang baru setengah jalan menjalani masa baktinya sebagai presiden, sepertinya telah mengeluarkan kebijakan tepat dengan menganggap Insiden itu sebagai tragedi seluruh negeri. Sementara Boehner, belum mengeluarkan satu pun kebijakan usai dilantik sebagai ketua DPR, Rabu (5/1).
Padahal, meningkatnya kemarahan, kebencian dan fanatisme warga terhadap pemerintah membahayakan posisi kedua pemimpin ini. Kebijakan politisi Demokrat dan Republik untuk mengatasi problema yang tengah dialami negara, menjadi hal yang sangat di tunggu-tunggu masyarakat.
“Kita semua masih dalam kondisi berduka dan terkejut atas kejadian yang baru saja terjadi,” kata Obama, sekaligus meminta masyarakat untuk turut memulihkan keadaan dengan menghindar dari masalah apapun yang berpotensi menimbulkan perpecahan.
Menurut Obma, sebagai masyarakat Arizona, banyak hal yang bisa dilakukan guna menciptakan suatu negara besar secara keutuhan. “Saya pikir, dengan melakukan segala sesuatunya dengan positif. Langkah itu mesti kita lakukan jika kita menginginkan masa depan yang baik dan bisa keluar dari tragedi hingga bisa menciptakan kebersamaan sebagai negara yang kuat,” kata Obama dalam pidatonya di Gedung Putih sebelum bertolak dari Washington ke Arizona, Rabu (12/1).
Boehner disarankan bekas penasihat kepresidenan AS Raymond Smock agar berpikir bijak meyangkut kebijakan yang akan dia keluarkan. “Dia (Boehner) memiliki potensi melakukan sesuatu yang bisa mendapat respons positif dari Kongres dan publik,” ujar Smock, Selasa (11/1).
Kepolisian setempat mengakui, atmosfir politik yang panas di Arizona mungkin menjadi faktor di balik serangan. “Jika Anda melihat pada orang yang tidak seimbang jiwanya, bayangkan cara mereka merespons gagasan yang dinilai dapat mencabik-cabik pemerintahan,” kata Sheriff Pima County, Clarence Dupnik.
“Kemarahan, kebencian, fanatisme yang terjadi di negeri ini menjadi keterlaluan. Tentu saja Arizona, saya kira, menjadi ibukotanya. Kami sudah menjadi kiblatnya prasangka dan fanatisme,” imbuh Dupnik.
Yang dimaksud Dupnik sebagai kemarahan antara lain berupa pada pengrusakan kantor Gabrielle Giffords Maret lalu, setelah dia mengecewakan pemilih konservatif dengan mendukung RUU Reformasi Kesehatan Presiden Obama.
Bekas Gubernur Alaska, Sarah Palin, salah satu politisi konservatif sudah menempatkan Giffords dalam daftar politisi yang ingin dia ganti dalam pemilihan November lalu.
Sebagai politisi beraliran moderat, Giffords berhasil mengalahkan calon dari gerakan Tea Party, gerakan konservatif yang menentang pemerintahan Obama yang dianggap liberal, dalam pemilihan sela tersebut. Setelah penembakan, Sarah Palin mengeluarkan pernyataan berduka kepada keluarga Giffords dan korban lain dalam serangan ini.
*rakyatmerdeka.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)