Mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Muladi, menegaskan sejumlah jenderal purnawirawan TNI yang disebut-sebut kritis terhadap pemerintahan SBY patut dihormati. "Sebab itu kekuatan moral. Terdiri dari orang-orang tangguh. Suara mereka dalam bentuk kritik harus dihormati," kata Muladi kepada pers usai pelantikan Budi Susilo Soepandji sebagai gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) yang baru menggantikan dirinya di Istana Negara Jakarta, Kamis (17/02/2011), oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Muladi, di negara demokrasi kebebasan berkumpul dan berserikat harus dihormati. Apalagi para jenderal purnawirawan TNI ini adalah senior dan memiliki pandangan sangat luas.
"Saya kira tak perlu khawatirkan mereka sebab mereka orang berpengalaman," kata Muladi.
Oleh karena itu, Muladi meminta para jenderal purnawirawan ini tidak terjebak pada wacana-wacana penggulingan kekuasaan.
"Negeri yang demokratis sekarang hanya bisa digulingkan dengan cara-cara demokratis jangan lagi dengan cara-cara yang aneh," kata Muladi.
Presiden SBY dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi SCTV di halaman kompleks Batalyon Infanteri (Yonif) 744/SYB, Atambua, Kabupaten Belu, NTT, Jumat (11/02/2011) pagi seperti dilansir situs Presiden RI menegaskan.
"Saya tidak melihat langsung. Namun kalau betul yang bersangkutan itu bersama dengan yang lain ingin menggulingkan kekuasaan dengan kudeta dan mengajak jenderal, di negara manapun hal ini adalah makar," tegas SBY.
Menurut Presiden, makar adalah kejahatan, apalagi sampai mengajak jenderal. Terkait hal ini, Presiden mengatakan tidak akan banyak berkomentar.
"Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan, sesuai dengan konstitusi, untuk masa depan negara. Saya tidak takut gertakan," kata SBY.
Menurut Muladi, di negara demokrasi kebebasan berkumpul dan berserikat harus dihormati. Apalagi para jenderal purnawirawan TNI ini adalah senior dan memiliki pandangan sangat luas.
"Saya kira tak perlu khawatirkan mereka sebab mereka orang berpengalaman," kata Muladi.
Oleh karena itu, Muladi meminta para jenderal purnawirawan ini tidak terjebak pada wacana-wacana penggulingan kekuasaan.
"Negeri yang demokratis sekarang hanya bisa digulingkan dengan cara-cara demokratis jangan lagi dengan cara-cara yang aneh," kata Muladi.
Presiden SBY dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi SCTV di halaman kompleks Batalyon Infanteri (Yonif) 744/SYB, Atambua, Kabupaten Belu, NTT, Jumat (11/02/2011) pagi seperti dilansir situs Presiden RI menegaskan.
"Saya tidak melihat langsung. Namun kalau betul yang bersangkutan itu bersama dengan yang lain ingin menggulingkan kekuasaan dengan kudeta dan mengajak jenderal, di negara manapun hal ini adalah makar," tegas SBY.
Menurut Presiden, makar adalah kejahatan, apalagi sampai mengajak jenderal. Terkait hal ini, Presiden mengatakan tidak akan banyak berkomentar.
"Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan, sesuai dengan konstitusi, untuk masa depan negara. Saya tidak takut gertakan," kata SBY.
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)