Gelombang protes di Bahrain kembali mencabut nyawa. Kali ini Fadel Salman Matrouk (31) ditembak mati saat menghadiri pemakaman korban tewas sebelumnya, Mushaima, di Desa Daih, dekat Manama (Selasa, 15/2). Menurut anggota Human Rights Center, Maryam Al Khawaja, pasukan keamanan menyerang prosesi pemakaman Mushaima dengan tembakan dan gas airmata.
Aktivis mengecam penggunaan senjata oleh pasukan keamanan. Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Malcolm Smart, mengatakan, "penggunaan angkatan bersenjata yang berlebihan tidak akan ditolerir."
Raja Bahrain, Hamad bin Issa Al Khalifa, lewat salah satu stasiun televisi menyatakan belasungkawa untuk keluarga korban dan berjanji akan menyelidiki penembakan dua warga tersebut oleh pasukan keamanan. Ia juga berjanji akan mempertimbangkan reformasi.
Setelah pernyataan Raja Hamad itu, sekitar 3.000 demonstran menginap di Pearl Square Manama, Bahrain, hingga Rabu pagi (16/2). Mereka bertekad akan bertahan sampai reformasi politik tercapai. Pasukan keamanan berjaga-jaga di sepanjang jembatan menuju alun-alun.
Demonstran juga menginginkan 23 aktivis yang ditahan dan diduga mengalami penyiksaan sejak Agustus dan September lalu dibebaskan. Mereka menginginkan sistem pemerintahan yang baru tanpa Perdana Menteri Sheikh Khalifa bin Salman Al khalifa yang telah menjabat lebih dari 40 tahun.
Sementara itu, akses internet di Bahrain dibatasi untuk menghambat upload video dan gambar-gambar demonstrasi Bahrain. [guh]
Raja Bahrain, Hamad bin Issa Al Khalifa, lewat salah satu stasiun televisi menyatakan belasungkawa untuk keluarga korban dan berjanji akan menyelidiki penembakan dua warga tersebut oleh pasukan keamanan. Ia juga berjanji akan mempertimbangkan reformasi.
Setelah pernyataan Raja Hamad itu, sekitar 3.000 demonstran menginap di Pearl Square Manama, Bahrain, hingga Rabu pagi (16/2). Mereka bertekad akan bertahan sampai reformasi politik tercapai. Pasukan keamanan berjaga-jaga di sepanjang jembatan menuju alun-alun.
Demonstran juga menginginkan 23 aktivis yang ditahan dan diduga mengalami penyiksaan sejak Agustus dan September lalu dibebaskan. Mereka menginginkan sistem pemerintahan yang baru tanpa Perdana Menteri Sheikh Khalifa bin Salman Al khalifa yang telah menjabat lebih dari 40 tahun.
Sementara itu, akses internet di Bahrain dibatasi untuk menghambat upload video dan gambar-gambar demonstrasi Bahrain. [guh]
*rakyatmerdeka.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)