Upaya pemerintah untuk membangun Jambi menjadi lebih baik lagi, masih mendapat tantangan. Kali ini upaya pengerukan Sungai Batanghari ditentang oleh AMPUH (Aliansi Masyarakat Peduli Hutan). Aksi penolakan ini digelar, Senin siang (14/03) sekitar pukul 11.00 WIB di gedung DPRD Provinsi Jambi. Kedatangan mereka mempertanyakan dampak dari rencana pengerukan sungai terhadap ekosistem di sungai Batanghari.
‘’Lebih dari 200.000 jiwa penduduk Kota Jambi menikmati saluran air bersih PDAM dan lebih dari 500.000 jiwa penduduk memanfaatkan air Sungai Batanghari ini. Belum termasuk masyarakat yang memanfaatkan untuk mendapat keuntungan ekonomi seperti nelayan, pengeruk pasir, kerambah ikan, penyedia jasa angkutan sungai dan lainnya,” ujar Pariyanto, koordinator aksi dalam releasenya.
Ampuh meminta, jika pengerukan dilaksankan, harus memperhitungkan bukan hanya sekedar dampak ekologi saja, tetapi juga dampak sosial ekonomi dan kesehatan warga.
Bahkan secara khusus yang jarang diperhitungkan adalah dampak budaya. Seperti bagaimana jika kemudian daerah pengerukan akan mempengaruhi pola relasi budaya masyarakat dengan budaya kehidupan yang bergantung pada sungai.
“Hal lain yang juga diabaikan adalah, pengelolaan dampak kesehatan warga. Bagaimana pengaruh rencana pengerukan terhadap kesehatan warga, baik yang memanfaatkannya untuk air minum atau yang menggantungkan kebutuhan hidupnya sehari-hari, maupun yang tinggal di areal pengerukan. Jika kemudian terjadi polusi air akibat pengerukan dan mempengaruhi kualitas air, apa yang dipersiaplkan pemerintah dan perusahaan pengerukan untuk mengelolanya,katanya lagi.(eon)
*metrojambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)