Rencana pengembangan Bandara Nasional Sultan Thaha Jambi, rencananya selesai 2012. Yang terpenting dari rencana pembangunan tersebut adalah pengadaan instrument landing system (ILS) yang pembangunannya masuk tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jambi. Pembangunannya ISL termasuk paling vital karena menangani pendaratan, termasuk mengatasi kekhawatiran jika terjadi kabut asap yang menyelimuti bandara.
"Hal itu perlu segera dilakukan karena nanti pesawat besar jenis Boeing 747-900 akan mendarat di sini. Selain itu penambahan apron dan taxy away agar pengaturan slot time-nya tidak repot kalau terjadi keterlambatan, sebab kapasitas terminal sudah tidak memungkinkan untuk itu," papar Kepala Bandara Sultan Thaha Jambi, Abiyoso saat ditemui Tribun di kantornya, Selasa (8/3). Abiyoso.
PT Angkasa Pura II Jambi hanya memiliki kewajiban dalam pembangunan sisi darat bandara, yaitu terminal dan parkir. Khusus parkir rencananya ada MoU dengan Pemerintah Provinsi Jambi karena tanah bandara merupakan milik pemprov sehingga bagaimana nantinya bisa menjadi tambahan PAD Jambi. Abiyoso mengatakan, mengenai share-nya bagaimana masih dalam pembicaraan.
Dia mengatakan, pembangunan terminal sekarang telah memasuki tahap pra-kualifikasi. Sedang dilakukan lelang tender pelaksanaannya dari pusat.
Dia menjelaskan PT Angkasa Pura yang bertanggungjawab terhadap pembangunan sisi darat sedangkan Pemprov Jambi Bertanggungjawab membangun sisi udara. Dalam hal ini, PT Angkasa Pura II sedang melakukan perencanaan pengembangan satu terminal baru.
Selain itu, runaway (landasan pacu, red) yang ada saat ini akan diperlebar dan diperpanjang, dari lebar 30 meter menjadi 45 meter dan penambahan panjang semula 2.000 meter hingga menjadi 2.220 meter saat ini. Namun rencananya masih diperpanjang hingga 2.400 meter.
Pembangunan lain adalah penambahan taxy away yang saat ini hanya ada satu menjadi dua buah, apron atau tempat parkair pesawat yang saat ini muat lima pesawat akan ditambah kapasitasnya menjadi 12 pesawat terbang.
Untuk masalah pendanaan, PT Angkasa Pura II bertanggung jawap terhadap pembangunan terminal, sedangkan pembangunan terkait sisi udara ditanggung dana APBN dan APBD. Design engineering untuk runaway sedang disusun.
Pihak PT Angkasa Pura II dengan Gubernur Hasan Basri Agus (HBA) sudah melakukan pertemuan awal Februari lalu, yang juga dihadiri Dirut PT Angkasa Pura Pusat, Dir Keuangan PT Angkasa Pura, Kadishub Jambi, termasuk Abiyoso sebagai Kepala Cabang Jambi.
Untuk melancarkan pembangunan dan pengembangan bandara, PT Angkasa Pura telah melakukan langkah-langkah yang bisa dilakukan saat ini, mulai tahun lalu telah dilakukan pembebasan lahan warga dalam bandara seluas 51.775 meter persegi, mencakup sebanyak 57 sertifikat.(duu)
"Hal itu perlu segera dilakukan karena nanti pesawat besar jenis Boeing 747-900 akan mendarat di sini. Selain itu penambahan apron dan taxy away agar pengaturan slot time-nya tidak repot kalau terjadi keterlambatan, sebab kapasitas terminal sudah tidak memungkinkan untuk itu," papar Kepala Bandara Sultan Thaha Jambi, Abiyoso saat ditemui Tribun di kantornya, Selasa (8/3). Abiyoso.
PT Angkasa Pura II Jambi hanya memiliki kewajiban dalam pembangunan sisi darat bandara, yaitu terminal dan parkir. Khusus parkir rencananya ada MoU dengan Pemerintah Provinsi Jambi karena tanah bandara merupakan milik pemprov sehingga bagaimana nantinya bisa menjadi tambahan PAD Jambi. Abiyoso mengatakan, mengenai share-nya bagaimana masih dalam pembicaraan.
Dia mengatakan, pembangunan terminal sekarang telah memasuki tahap pra-kualifikasi. Sedang dilakukan lelang tender pelaksanaannya dari pusat.
Dia menjelaskan PT Angkasa Pura yang bertanggungjawab terhadap pembangunan sisi darat sedangkan Pemprov Jambi Bertanggungjawab membangun sisi udara. Dalam hal ini, PT Angkasa Pura II sedang melakukan perencanaan pengembangan satu terminal baru.
Selain itu, runaway (landasan pacu, red) yang ada saat ini akan diperlebar dan diperpanjang, dari lebar 30 meter menjadi 45 meter dan penambahan panjang semula 2.000 meter hingga menjadi 2.220 meter saat ini. Namun rencananya masih diperpanjang hingga 2.400 meter.
Pembangunan lain adalah penambahan taxy away yang saat ini hanya ada satu menjadi dua buah, apron atau tempat parkair pesawat yang saat ini muat lima pesawat akan ditambah kapasitasnya menjadi 12 pesawat terbang.
Untuk masalah pendanaan, PT Angkasa Pura II bertanggung jawap terhadap pembangunan terminal, sedangkan pembangunan terkait sisi udara ditanggung dana APBN dan APBD. Design engineering untuk runaway sedang disusun.
Pihak PT Angkasa Pura II dengan Gubernur Hasan Basri Agus (HBA) sudah melakukan pertemuan awal Februari lalu, yang juga dihadiri Dirut PT Angkasa Pura Pusat, Dir Keuangan PT Angkasa Pura, Kadishub Jambi, termasuk Abiyoso sebagai Kepala Cabang Jambi.
Untuk melancarkan pembangunan dan pengembangan bandara, PT Angkasa Pura telah melakukan langkah-langkah yang bisa dilakukan saat ini, mulai tahun lalu telah dilakukan pembebasan lahan warga dalam bandara seluas 51.775 meter persegi, mencakup sebanyak 57 sertifikat.(duu)
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)