Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat debu dampak kegiatan pelebaran jalan, meningkat. Kegiatan pelebaran jalan tersebut terjadi di Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. "Sejak adanya kegiatan pelebaran jalan, banyak warga yang terserang ISPA. Hal tersebut terjadi karena banyaknya debu yang beterbangan di sekitar permukiman warga," ujar warga Lempur, Kecamatan Gunung Raya, yang enggan namanya disebutkan.
Menurutnya, yang paling banyak terserang adalah anak-anak, karena selama aktivitas pembukaan jalan baru, sering bermain di luar rumah untuk melihat alat berat yang sedang bekerja. Namun meskipun demikian, penderita dari orang dewasa juga ada.
"Apalagi saat banyaknya kendaraan yang melintas, debu bertambah tebal karena tertiup angin. Sebagian warga yang mengakalinya dengan cara menyiramkan air di halaman.
Hanya saja karena luasnya jalan yang berdebu, cara tersebut kurang efektif," katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Ivan, pengendara yang ditemui Tribun melintas di jalan tersebut. Ia mengatakan, selain menyebabkan ISPA, debu yang berasal dari pelebaran tersebut, juga menyebabkan rawan terjadinya kecelakaan.
"Kalau kendaraan sudah banyak melintas, debu akan semakin tebal dan jarak pandang semakin dekat pula. Jika tidak hati-hati, bisa-bisa terjadi kecelakaan akibat lawan yang tidak tampak," katanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengharapkan kepada Dinas Kesehatan Kerinci dan kontraktor yang mengerjakan jalan, membagikan masker kepada warga, untuk mengurangi kemungkinan semakin bertambahnya penderita ISPA.
"Kami mengharapkan masker, agar debu tidak langsung terhirup keparu-paru," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Gunung Raya, Alpiandri, saat dikonfirmasi mengakui adanya peningkatan jumlah penderita ISPA. Menurutnya, saat ini ISPA menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Kecamatan Gunung Raya.
"Rata-rata setiap harinya ada sekitar tiga sampai lima orang warga yang mengeluhkan ISPA, sehingga saat ini penyakit tersebut berada di peringkat tertinggi yang paling banyak di derita masyarakat," terangnya.
Saat ini, pihaknya sudah mengajukan masker kepada dinas kesehatan, namun belum ada tanggapan. "Kita akan berupaya secara maksimal untuk mencegah penyakit tersebut," jelasnya.(eja)
Menurutnya, yang paling banyak terserang adalah anak-anak, karena selama aktivitas pembukaan jalan baru, sering bermain di luar rumah untuk melihat alat berat yang sedang bekerja. Namun meskipun demikian, penderita dari orang dewasa juga ada.
"Apalagi saat banyaknya kendaraan yang melintas, debu bertambah tebal karena tertiup angin. Sebagian warga yang mengakalinya dengan cara menyiramkan air di halaman.
Hanya saja karena luasnya jalan yang berdebu, cara tersebut kurang efektif," katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Ivan, pengendara yang ditemui Tribun melintas di jalan tersebut. Ia mengatakan, selain menyebabkan ISPA, debu yang berasal dari pelebaran tersebut, juga menyebabkan rawan terjadinya kecelakaan.
"Kalau kendaraan sudah banyak melintas, debu akan semakin tebal dan jarak pandang semakin dekat pula. Jika tidak hati-hati, bisa-bisa terjadi kecelakaan akibat lawan yang tidak tampak," katanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengharapkan kepada Dinas Kesehatan Kerinci dan kontraktor yang mengerjakan jalan, membagikan masker kepada warga, untuk mengurangi kemungkinan semakin bertambahnya penderita ISPA.
"Kami mengharapkan masker, agar debu tidak langsung terhirup keparu-paru," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Gunung Raya, Alpiandri, saat dikonfirmasi mengakui adanya peningkatan jumlah penderita ISPA. Menurutnya, saat ini ISPA menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Kecamatan Gunung Raya.
"Rata-rata setiap harinya ada sekitar tiga sampai lima orang warga yang mengeluhkan ISPA, sehingga saat ini penyakit tersebut berada di peringkat tertinggi yang paling banyak di derita masyarakat," terangnya.
Saat ini, pihaknya sudah mengajukan masker kepada dinas kesehatan, namun belum ada tanggapan. "Kita akan berupaya secara maksimal untuk mencegah penyakit tersebut," jelasnya.(eja)
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)