Pemerintah menyatakan masih belum memberikan perhatian khusus menghadapi kenaikan harga produk makanan dan minuman (Mamin) kemasan. "Sementara sih tidak, dalam arti kita sudah merasa dalam menjaga bahan bakunya sudah ada beberapa langkah yang kita lakukan," ungkap Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (17/1/2011).
Mari menjelaskan bahwa pemerintah fokus pada kenaikan harga pokok bahan yang terkait dengan pangan, terutama pakan.
"Kalau proses food itu kan tergantung dengan bahan baku yang digunakan juga," ujarnya.
Hal senada dipaparkan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, bahwa penting pemerintah melakukan perlindungan industri, dan stabilisasi harga pangan.
"Dan ini menjadi perhatian kita semua," jelasnya.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Franky Sibarani mengungkapkan, tahun ini kenaikan harga mamin tidak mungkin bisa dihindari lagi. Harga makanan dan minuman diperkirakan akan terkerek naik sekitar 10 persen.
Lebih lanjut, Franky memastikan, kenaikan harga produk mamin ini bakal terjadi secara bertahap.
"Sampai kuartal satu tahun ini produsen akan melakukan penyesuaian," jelasnya.
Langkah lain yang akan ditempuh oleh para produsen mamin ialah memperkecil ukuran produk.
Kenaikan harga gandum ini praktis akan mendongkrak harga terigu. Beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Loppies mengatakan, kenaikan harga terigu bisa mencapai 2 oerseb per bulan.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata terigu sepanjang Januari 2011 ini mencapai Rp 7.574 per kilogram (kg). Harga ini naik 1,2 persen ketimbang harga rata-rata Juni 2010 yang sebesar Rp 7.482 per kg.
Mari menjelaskan bahwa pemerintah fokus pada kenaikan harga pokok bahan yang terkait dengan pangan, terutama pakan.
"Kalau proses food itu kan tergantung dengan bahan baku yang digunakan juga," ujarnya.
Hal senada dipaparkan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, bahwa penting pemerintah melakukan perlindungan industri, dan stabilisasi harga pangan.
"Dan ini menjadi perhatian kita semua," jelasnya.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Franky Sibarani mengungkapkan, tahun ini kenaikan harga mamin tidak mungkin bisa dihindari lagi. Harga makanan dan minuman diperkirakan akan terkerek naik sekitar 10 persen.
Lebih lanjut, Franky memastikan, kenaikan harga produk mamin ini bakal terjadi secara bertahap.
"Sampai kuartal satu tahun ini produsen akan melakukan penyesuaian," jelasnya.
Langkah lain yang akan ditempuh oleh para produsen mamin ialah memperkecil ukuran produk.
Kenaikan harga gandum ini praktis akan mendongkrak harga terigu. Beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Loppies mengatakan, kenaikan harga terigu bisa mencapai 2 oerseb per bulan.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata terigu sepanjang Januari 2011 ini mencapai Rp 7.574 per kilogram (kg). Harga ini naik 1,2 persen ketimbang harga rata-rata Juni 2010 yang sebesar Rp 7.482 per kg.
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)