Di tengah maraknya pemberitaan miris tentang nasib tenaga kerja Indonesia di luar negeri, Migrant Institute atau juga dikenal dengan 'Sahabat Pekerja Migran' hari ini menyerahkan dua buku pada Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Judulnya, "Surat Berdarah Untuk Presiden" dan "Kepada Yth Presiden RI".
Dua buku tersebut berisi kumpulan surat dari para TKI yang bekerja di luar negeri. Salah satunya tentang Rosminah, tenaga kerja perempuan asal Kediri Jawa Timur. Ia tewas secara tragis, dimangsa anjing peliharaan di rumah majikannya di kawasan Tai Po Hongkong, tahun 2008 silam.
"Karena Rosminah atau yang biasa dipanggil Minah ini sehari-hari dipekerjakan untuk merawat anjing. Tidurnya pun berdekatan dengan kandang anjing," kata Divisi Advokasi Migrant Institute Migrant Institute, Suprapti di Kantor Gubernur Jatim, Jumat, 1 Juli 2011.
Pengalaman tragis Minah lantas direkonstruksi lewat kumpulan surat-suratnya yang pernah dikirimkan ke sejumlah teman. Surat dari Rosminah kemudian dimuat dalam buku "Surat Berdarah untuk Presiden".
Dalam suratnya, Minah bercerita, sejak berada di Hong Kong ia tidak dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga -- seperti yang dijanjikan. Melainkan diminta untuk mengurus anjing. Memberi makan, memandikan serta membersihkan kandang. "Rutinitas itu harus dikerjakan setiap hari," terang Prapti.
Minah juga curhat, ia tak pernah diberi makan dan istirahat layak. Hingga suatu malam, insiden tragis terjadi. Minah yang lupa mengunci pintu kandang diserang anjing buas peliharaan majikan hingga tewas. lainnya.
"Wanita itu tidak berdaya, selain tidak pernah makan kenyang, tangannya yang selalu bau makanan anjing membuat anjing menerkamnya," urai Prapti yang juga pernah menjadi TKW di Hong Kong. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, Minah kemudian meninggal dunia dengan kondisi tubuh yang menyedihkan.
Terkait tragedi Rosminah, versi berbeda disajikan media Hong Kong, Apple Daily. Disebutkan, Rosminah bunuh diri dengan cara mengiris pergelangan tangannya di Kawasan Tai Po, Hongkong. Di tangan korban ditemukan surat yang dijadikan barang bukti. Sedangkan jasadnya dibawa ke Queen Elisabeth Hospital.
Migrant Institut berharap, buku kumpulan surat-surat itu akan diteruskan oleh Gubernur Jatim pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Organisasi itu berharap, pemerintah melakukan aksi untuk melindungi para TKI. (Laporan: Tudji Martudji | Surabaya, umi)
Migrant Institut berharap, buku kumpulan surat-surat itu akan diteruskan oleh Gubernur Jatim pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Organisasi itu berharap, pemerintah melakukan aksi untuk melindungi para TKI. (Laporan: Tudji Martudji | Surabaya, umi)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)