Negara-negara Uni Eropa (UE) memilih sikap serius menanggapi meluasnya wabah lantaran bakteri E.coli. Maka dari itulah, E.coli menjadi agenda sidang darurat para menteri pertanian UE. Diharapkan, hasil sidang yang bakal digelar di Luksemburg itu mampu menemukan sumber wabah E.coli. Sampai kini, dalam catatan AFP dan AP pada Selasa (7/6/2011), wabah itu sudah menewaskan 22 orang.
Dalam pertemuan tersebut, para menteri ingin mengetahui sudah sejauh mana para ahli dalam mengidentifikasi sumbernya di tengah maraknya kritik atas penyelidikan dalam wabah ini. Tak hanya itu, pertemuan juga akan mempertimbangkan masalah yang peka, yaitu kompensasi kepada para petani dan diperkirakan akan terjadi perdebatan sengit.
Uji coba pertama atas tauge yang berasal dari sebuah pertanian di Jerman—yang sempat diduga menjadi sumber wabah—negatif. Dari 40 sampel yang diambil dari pertanian di Uelzen, di sebelah selatan Hamburg, sebanyak 23 di antaranya negatif.
Pada Senin kemarin, Kementerian Pertanian Jerman untuk kawasan Lower Saxony mengatakan, penyelidikan masih terus berlangsung setelah uji coba pertama yang negatif. Dia menambahkan, tidak mengharapkan adanya kesimpulan dalam waktu dekat. Karena prosedur uji coba rumit, hasil 17 sampel yang tersisa tidak akan diperoleh sampai beberapa hari mendatang.
Pada Senin kemarin, Kementerian Pertanian Jerman untuk kawasan Lower Saxony mengatakan, penyelidikan masih terus berlangsung setelah uji coba pertama yang negatif. Dia menambahkan, tidak mengharapkan adanya kesimpulan dalam waktu dekat. Karena prosedur uji coba rumit, hasil 17 sampel yang tersisa tidak akan diperoleh sampai beberapa hari mendatang.
Rugi
Sejauh ini, lebih dari 2.200 orang menderita sakit di 12 negara Eropa dan kasus-kasus di luar Jerman berkaitan dengan orang yang melakukan perjalanan ke negara itu. Awalnya, pihak berwenang Jerman menuding timun asal Spanyol yang mungkin menjadi sumber wabah E.coli.
Sejauh ini, lebih dari 2.200 orang menderita sakit di 12 negara Eropa dan kasus-kasus di luar Jerman berkaitan dengan orang yang melakukan perjalanan ke negara itu. Awalnya, pihak berwenang Jerman menuding timun asal Spanyol yang mungkin menjadi sumber wabah E.coli.
Spanyol, kemudian, menuntut ganti rugi 100 persen dari Jerman karena kerugian yang diderita para petani sayur akibat tudingan yang keliru. Asosiasi Eksportir Buah dan Sayur Spanyol memperkirakan kerugian mencapai 225 juta euro atau sekitar Rp 3 triliun dalam satu pekan.
Sementara negara-negara lain juga mengatakan petani mereka membutuhkan bantuan keuangan karena anjloknya volume penjualan dan harga.
Sementara negara-negara lain juga mengatakan petani mereka membutuhkan bantuan keuangan karena anjloknya volume penjualan dan harga.
Masalah lain yang akan menjadi pembahasan adalah Rusia yang memberlakukan larangan impor produk segar dari Uni Eropa. Penerapan kebijakan itu sebagai tanggapan atas wabah E.coli.
*kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)