Peringkat daya saing pariwisata Indonesia naik dari urutan ke 81 menjadi 74. Sementara itu karena banyak mendapat kritik, World Economic Forum (WEF) berjanji akan melakukan revisi terhadap sistem dan indikator yang selama ini digunakan untuk menilai daya saing pariwisata. Hal ini mengemuka dalam acara peluncuran laporan Travel and Tourism Competitiveness Index, demikian laporan langsung Igde Pitana, Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Kemenbudpar, di sela-sela acara Global Tourism Forum (GTF) yang berlangsung di Kota Andorra, sekitar 200 km utara Barcelona, Spayol, Senin (7/3).
Dalam acara peluncuran Laporan T&T Competitiveness Index tersebut, dilakukan diskusi dengan melibatkan ratusan pakar dan praktisi dari berbagai negara yang mengikuti GTF, termasuk dari Indonesia. Dalam diskusi muncul beberapa tanggapan dari para peserta.
Ketua Tim WEF, Jennifer Blanke mengakui adanya banyak kelemahan dalam sistem dan indikator yang digunakannya. Lebih lanjut Jennifer mengatakan bahwa timnya akan melakukan modifikasi-modifikasi atau perubahan-perubahan, sehingga lebih mampu mencerminkan daya saing pariwisata.
Pada kesempatan tersebut, Jennifer juga menjelaskan bahwa daya saing yang diukur tersebut lebih menekankan pada daya saing bagi investor untuk melakukan investasi di suatu negara. Bukan mengukur kinerja pariwisata secara real, bukan pula mengukur tingkat ketertarikan wisatawan atau calon wisatawan terhadap suatu destinasi.
Peringkat Indonesia NaikLaporan WEF menyebutkan peringkat daya saing pariwisata Indonesia tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan, dari semula di peringkat ke 81 menjadi ke 74 dari 139 negara. Sedangkan untuk peringkat Human Development Index(HDI), peringkat HDI pariwisata Indonesia ini jauh lebih bagus berada di urutan 95 dari 139 negara.
*republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)