Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh tidak berwenang memberikan keterangan tentang sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Pesantren itu disebut-sebut sebagai markas gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9).
"Tentang Al Zaytun, saya tidak memiliki modal yang cukup untuk memberikan komentar," kata Mendiknas M Nuh dalam keterangan pers di kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta Pusat, Senin 2 Mei 2011.
M Nuh tidak bisa menjawab tuntutan adanya penyelidikan sistem pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaytun. Bagi M Nuh, penjelasan itu sebaiknya ditanyakan langsung kepada Kementerian Agama.
"Lebih baik, dari pihak yang memiliki keahlian untuk menjawab, yakni Kementerian Agama," ujar mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini.
Pemimpin pondok pesantren Al-Zaytun, AS Panji Gumilang, sendiri sudah membantah keras kaitan NII dengan Al Zaytun. "Panji Gumilang itu pendidik di sini. Setiap hari mendidik di sini, tidak pernah kemana-mana," kata Panji Gumilang.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, menilai sebaiknya bukan Kementerian Agama yang meninjau pesantren Al-Zaytun, yang dianggap ada hubungan dengan NII. Karena, menurutnya, yang paling tepat adalah kepolisian yang investigasi terlebih dahulu sebelum pemerintah melakukan peninjauan.
"Sebaiknya dilakukan investigasi awal oleh aparat terhadap anggota atau organisasi NII yang ada, diselidiki adakah hubungan mereka dengan pondok pesantren tersebut," kata Tubagus dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews, Senin 2 Mei 2011.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin tidak mengetahui ada atau tidak kaitannya antara Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, dengan NII KW9. Tapi, ada sejarah tersendiri antara Al Zaytun dengan NII KW9.
"Kami tidak mengetahui secara jelas bahwa ketua pondok pesantren al Zaytun adalah presiden NII KW9. Tapi beberapa pendiri pesantren itu adalah anggota NII KW9," kata Din Syamsuddin dalam keterangan pers di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat. (eh)
"Tentang Al Zaytun, saya tidak memiliki modal yang cukup untuk memberikan komentar," kata Mendiknas M Nuh dalam keterangan pers di kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta Pusat, Senin 2 Mei 2011.
M Nuh tidak bisa menjawab tuntutan adanya penyelidikan sistem pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaytun. Bagi M Nuh, penjelasan itu sebaiknya ditanyakan langsung kepada Kementerian Agama.
"Lebih baik, dari pihak yang memiliki keahlian untuk menjawab, yakni Kementerian Agama," ujar mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini.
Pemimpin pondok pesantren Al-Zaytun, AS Panji Gumilang, sendiri sudah membantah keras kaitan NII dengan Al Zaytun. "Panji Gumilang itu pendidik di sini. Setiap hari mendidik di sini, tidak pernah kemana-mana," kata Panji Gumilang.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, menilai sebaiknya bukan Kementerian Agama yang meninjau pesantren Al-Zaytun, yang dianggap ada hubungan dengan NII. Karena, menurutnya, yang paling tepat adalah kepolisian yang investigasi terlebih dahulu sebelum pemerintah melakukan peninjauan.
"Sebaiknya dilakukan investigasi awal oleh aparat terhadap anggota atau organisasi NII yang ada, diselidiki adakah hubungan mereka dengan pondok pesantren tersebut," kata Tubagus dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews, Senin 2 Mei 2011.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin tidak mengetahui ada atau tidak kaitannya antara Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, dengan NII KW9. Tapi, ada sejarah tersendiri antara Al Zaytun dengan NII KW9.
"Kami tidak mengetahui secara jelas bahwa ketua pondok pesantren al Zaytun adalah presiden NII KW9. Tapi beberapa pendiri pesantren itu adalah anggota NII KW9," kata Din Syamsuddin dalam keterangan pers di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat. (eh)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)