Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tanjabbar menolak keras program konversi minyak tanah ke gas di Tanjabbar. Penolakan menurut Ketua YLKI Tanjabbar, Dede Kurniawan disebabkan pihak konsultan tidak melakukan sosialisasi dan pendataan secara serius kepada masyarakat.
"YLKI Tanjabbar menolak program konversi masuk Tanjabbar, karena tidak menyentuh sampai bawah, hanya masyarakat menerima selembaran kertas," katanya.
Kurangnya sosialisasi dan pendataan, lanjutnya sangat merugikan masyarakat, terlebih masyarakat yang berada di pedalaman.
"Masyarakat tidak tahu standar kompor dan tabung gas, dan kalau ada musibah, apa cukup membayar asuransi sebesar Rp 20 juta," jelasnya.
Penolakan program pemerintah pusat tersebut bukan bearti YLKI menolak program pemerintah.
"Sistem sosialisasi dan pendataan yang kita tolak, karena pihak konsultan memang tidak serius, bagaimana masyarakat paham menggunakan kompor gas," ujarnya.
"YLKI Tanjabbar menolak program konversi masuk Tanjabbar, karena tidak menyentuh sampai bawah, hanya masyarakat menerima selembaran kertas," katanya.
Kurangnya sosialisasi dan pendataan, lanjutnya sangat merugikan masyarakat, terlebih masyarakat yang berada di pedalaman.
"Masyarakat tidak tahu standar kompor dan tabung gas, dan kalau ada musibah, apa cukup membayar asuransi sebesar Rp 20 juta," jelasnya.
Penolakan program pemerintah pusat tersebut bukan bearti YLKI menolak program pemerintah.
"Sistem sosialisasi dan pendataan yang kita tolak, karena pihak konsultan memang tidak serius, bagaimana masyarakat paham menggunakan kompor gas," ujarnya.
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)