Pemimpin Libya Muammar Khadafi mengirim surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Khadafi meminta agar Obama menghentikan apa yang disebutnya sebagai perang tidak adil antara Libya dan pasukan NATO. Surat itu dikirim ke Departemen Luar Negeri AS dan langsung diteruskan ke Gedung Putih. Surat tertanggal 5 April dengan alamat pengirim dari Tripoli tersebut ditandatangai Khadafi selaku pemimpin revolusi di Libya.
Seperti dikutip dari news.com.au, Kamis (7/4/2011), Khadafi meminta agar Obama menghentikan serangan udara yang dipimpin NATO ke Libya. "Anda adalah orang yang memiliki cukup keberanian untuk membatalkan tindakan yang salah dan keliru ini," tulis Kolonel Khadafi.
"Untuk mewujudkan perdamaian dunia, persahabatan antara rakyat kami, untuk kepentingan ekonomi dan kerjasama menangani terorisme, Anda dalam posisi untuk menjaga NATO lebih baik di Libya," ucap Khadafi.
Khadafi mengatakan, negaranya kini lebih menderita secara moral dibandingkan fisik akibat kampanye NATO. Masyarakat demokratis juga tidak bisa dibangun melalui rudal dan serangan jet
tempur. Ia juga menegaskan bahwa kebijakannya terhadap kaum oposisi di Libya adalah untuk melumpuhkan anggota Al Qaeda.
Yang menarik, Khadafi menyebut Obama sebagai "anak kami" dan menyanjungnya sebagai pemimpin yang mulia.
"Anak kami, yang mulia, Baraka Hussein Abu Oumama, campur tangan Anda atas nama AS adalah keharusan, sehingga NATO akhirnya menarik diri dari urusan Libya," bujuk Khadafi.
"Libya harus diserahkan kepada masyarakat Libya dalam bingkai persatuan Afrika," ucap Khadafi dalam bahasa Inggris yang disebut otoritas AS sangat kaku dan banyak mengandung salah ejaan serta tata bahasa.
Di dalam suratnya yang sampai ke Gedung Putih pada malam hari itu, Khadafi juga mendoakan Obama dapat terpilih kembali sebagai presiden AS dalam pemilu 2012 mendatang.
"Anda tetap anak kami apa pun yang terjadi. Kami masih berdoa agar Anda terus menjadi presiden Amerika Serikat. Kami berharap bahwa Anda akan memperoleh kemenangan dalam pemilu," demikian Khadafi.(irw/ahy)
Seperti dikutip dari news.com.au, Kamis (7/4/2011), Khadafi meminta agar Obama menghentikan serangan udara yang dipimpin NATO ke Libya. "Anda adalah orang yang memiliki cukup keberanian untuk membatalkan tindakan yang salah dan keliru ini," tulis Kolonel Khadafi.
"Untuk mewujudkan perdamaian dunia, persahabatan antara rakyat kami, untuk kepentingan ekonomi dan kerjasama menangani terorisme, Anda dalam posisi untuk menjaga NATO lebih baik di Libya," ucap Khadafi.
Khadafi mengatakan, negaranya kini lebih menderita secara moral dibandingkan fisik akibat kampanye NATO. Masyarakat demokratis juga tidak bisa dibangun melalui rudal dan serangan jet
tempur. Ia juga menegaskan bahwa kebijakannya terhadap kaum oposisi di Libya adalah untuk melumpuhkan anggota Al Qaeda.
Yang menarik, Khadafi menyebut Obama sebagai "anak kami" dan menyanjungnya sebagai pemimpin yang mulia.
"Anak kami, yang mulia, Baraka Hussein Abu Oumama, campur tangan Anda atas nama AS adalah keharusan, sehingga NATO akhirnya menarik diri dari urusan Libya," bujuk Khadafi.
"Libya harus diserahkan kepada masyarakat Libya dalam bingkai persatuan Afrika," ucap Khadafi dalam bahasa Inggris yang disebut otoritas AS sangat kaku dan banyak mengandung salah ejaan serta tata bahasa.
Di dalam suratnya yang sampai ke Gedung Putih pada malam hari itu, Khadafi juga mendoakan Obama dapat terpilih kembali sebagai presiden AS dalam pemilu 2012 mendatang.
"Anda tetap anak kami apa pun yang terjadi. Kami masih berdoa agar Anda terus menjadi presiden Amerika Serikat. Kami berharap bahwa Anda akan memperoleh kemenangan dalam pemilu," demikian Khadafi.(irw/ahy)
*detik.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)