Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) menyampaikan keluhan ke Wakil Presiden Boediono. Keluhan disampaikan terkait banyaknya ruas jalan nasional di Provinsi Jambi yang rusak parah. “Daya saing Jambi memang belum optimal Pak Wapres, itu karena kondisi infrastruktur terutama jalan di Provinsi Jambi banyak yang rusak dan tidak memadai.
Ini juga menjadi keluhan masyarakat dan para bupati dan walikota di Provinsi Jambi,” ujar HBA di hadapan Boediono pada pembukaan Jambi Emas Expo 2011 di Arena Eks MTQ, Jumat (1/4) lalu. HBA menyampaikan harapannya agar pemerintah pusat bisa mengucurkan dana untuk perbaikan jalan dan infrastruktur agar daya saing Jambi kian meningkat. Perbaikan ini, kata HBA, menjadi prioritas utama pada visi misi Jambi Emasnya. “Kondisi jalan banyak yang tidak layak lagi. Kapasitas jalan yang bertonase 8 ton tidak kuat lagi untuk menahan beban berat kendaraan yang membawa hasil bumi seperti sawit, minyak bumi, karet, dan batubara,” ungkapnya.
Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi di Jambi sudah cukup baik namun akan lebih baik lagi jika didukung dengan infrastruktur yang memadai, kata HBA. Ia juga yakin pencapaian prioritas tersebut dapat diraih jika ada sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menanganinya. “Kondisi infrastruktur yang tidak memadai ini juga menjadi penghambat masuknya investor di Provinsi Jambi,” kata mantan bupati Sarolangun ini.
Menanggapi hal ini, Boediono menyatakan bahwa perbaikan infrastruktur memang mutlak kalau ingin mengundang investor dunia usaha masuk ke daerah. Menurut dia, perbaikan
infrastruktur dapat dibangun jika ada kerjasama dan perencanaan yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dan antar daerah sendiri serta antar provinsi dalam pelaksanaanya. “Ini bisa dilaksanakan kalau pelaksanaannya sinergis tidak bekerja sendiri-sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, pemerintah pusat mendukung program pengembangan infrastruktur tersebut. Ia mengharapkan rencana ini bisa ditangkap wakil menteri pekerjaan umum yang hadir ketika itu, sehingga nantinya bisa nyambung dengan rencana pembangunan infrastuktur di masing-masing daerah.Sebelumnya, dalam dialog di rumah dinas gubernur Jambi Jumat Siang sejumlah bupati/walikota juga mengeluhkan hal serupa. Misalnya saja yang disampaikan Pjs Walikota Sungai Penuh, Akmal Tayib yang meminta perbaikan jalan untuk upaya evakuasi bila terjadi bencana alam.
Dijelaskannya, Kebupaten Kerinci dan Sungaipenuh sering mengalami musibah, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi bahkan saat ini ancaman gunung merapi yang semakin aktif dan berstatus waspada. Sedangkan penduduk yang menetap di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci ada sebanyak 485.000 jiwa, jika terjadi musibah saat ini ada tiga ruas jalan, masing-masing ruas jalan melalui Muara Labuh yang jalurnya melalui kaki Gunung Kerinci, demikian juga melalui Tapan, kemudian ruas jalan menuju Kabupaten Merangin satu-satunya ruas yang tidak melalui kaki gunung, namun sering mengalami longsor.
Sehubungan dengan itu Walikota Sungai penuh mengusulkan kepada Menteri Kehutanan untuk pembuatan jalan baru sebagai jalan evakuasi, yaitu ruas Masguo – Dusun Tuo melalui Taman Nasional Kerinci Sablat (TNKS) yang jaraknya 11 km, didalamnya ada jalan setapak, kemudian alternatif kedua pembuatan jalan dari Lempur – Sungai Ipung (arah Bengkulu) yang berjarak 18 km, ketiga ruas Remah Pemeti- Tanah Tumbuh (kabupaten Bungo) jaraknya 26 km. “Yang jadi permasalahan adalah harus melalui TNKS, bila ini diizinkan pihak penanggulangan bencana siap membantu pendanaannya, kalau tidak mendapat izin maka siap menghadapi musibah dan terkuburnya 485.000 jiwa,” ujarnya. (apj)
Ini juga menjadi keluhan masyarakat dan para bupati dan walikota di Provinsi Jambi,” ujar HBA di hadapan Boediono pada pembukaan Jambi Emas Expo 2011 di Arena Eks MTQ, Jumat (1/4) lalu. HBA menyampaikan harapannya agar pemerintah pusat bisa mengucurkan dana untuk perbaikan jalan dan infrastruktur agar daya saing Jambi kian meningkat. Perbaikan ini, kata HBA, menjadi prioritas utama pada visi misi Jambi Emasnya. “Kondisi jalan banyak yang tidak layak lagi. Kapasitas jalan yang bertonase 8 ton tidak kuat lagi untuk menahan beban berat kendaraan yang membawa hasil bumi seperti sawit, minyak bumi, karet, dan batubara,” ungkapnya.
Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi di Jambi sudah cukup baik namun akan lebih baik lagi jika didukung dengan infrastruktur yang memadai, kata HBA. Ia juga yakin pencapaian prioritas tersebut dapat diraih jika ada sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menanganinya. “Kondisi infrastruktur yang tidak memadai ini juga menjadi penghambat masuknya investor di Provinsi Jambi,” kata mantan bupati Sarolangun ini.
Menanggapi hal ini, Boediono menyatakan bahwa perbaikan infrastruktur memang mutlak kalau ingin mengundang investor dunia usaha masuk ke daerah. Menurut dia, perbaikan
infrastruktur dapat dibangun jika ada kerjasama dan perencanaan yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dan antar daerah sendiri serta antar provinsi dalam pelaksanaanya. “Ini bisa dilaksanakan kalau pelaksanaannya sinergis tidak bekerja sendiri-sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, pemerintah pusat mendukung program pengembangan infrastruktur tersebut. Ia mengharapkan rencana ini bisa ditangkap wakil menteri pekerjaan umum yang hadir ketika itu, sehingga nantinya bisa nyambung dengan rencana pembangunan infrastuktur di masing-masing daerah.Sebelumnya, dalam dialog di rumah dinas gubernur Jambi Jumat Siang sejumlah bupati/walikota juga mengeluhkan hal serupa. Misalnya saja yang disampaikan Pjs Walikota Sungai Penuh, Akmal Tayib yang meminta perbaikan jalan untuk upaya evakuasi bila terjadi bencana alam.
Dijelaskannya, Kebupaten Kerinci dan Sungaipenuh sering mengalami musibah, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi bahkan saat ini ancaman gunung merapi yang semakin aktif dan berstatus waspada. Sedangkan penduduk yang menetap di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci ada sebanyak 485.000 jiwa, jika terjadi musibah saat ini ada tiga ruas jalan, masing-masing ruas jalan melalui Muara Labuh yang jalurnya melalui kaki Gunung Kerinci, demikian juga melalui Tapan, kemudian ruas jalan menuju Kabupaten Merangin satu-satunya ruas yang tidak melalui kaki gunung, namun sering mengalami longsor.
Sehubungan dengan itu Walikota Sungai penuh mengusulkan kepada Menteri Kehutanan untuk pembuatan jalan baru sebagai jalan evakuasi, yaitu ruas Masguo – Dusun Tuo melalui Taman Nasional Kerinci Sablat (TNKS) yang jaraknya 11 km, didalamnya ada jalan setapak, kemudian alternatif kedua pembuatan jalan dari Lempur – Sungai Ipung (arah Bengkulu) yang berjarak 18 km, ketiga ruas Remah Pemeti- Tanah Tumbuh (kabupaten Bungo) jaraknya 26 km. “Yang jadi permasalahan adalah harus melalui TNKS, bila ini diizinkan pihak penanggulangan bencana siap membantu pendanaannya, kalau tidak mendapat izin maka siap menghadapi musibah dan terkuburnya 485.000 jiwa,” ujarnya. (apj)
*tribunjambi.com
2 komentar:
bagus dah.. tapi itu bukan tanggung jawab sepenuhnya pemerintah pusat. daerah juga harus lebih mengawasinya, kualitas lebih di utamakan.
sering sekali para kontraktor asal jadi aja. lagi2 korupsi.
salam kenal ya blogger jambi.
mampir ya di blog kita.
ane setuju gan....oke..nanti sayo mampir...
Posting Komentar
free comment,but not spam :)