Ada dugaan, retakan sepanjang 30 sentimeter di dalam kolam beton penampung cairan radioaktif pada reaktor nomor dua di Fukushima< Jepang, menjadi penyebab radiasi di laut sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut. Menurut warta AP dan AFP pada Sabtu (2/4/2011), pengelola Fukushima, Tepco, mengatakan hal ini.
Namun, Hidehiko Nishiyama, Deputi Kepala Badan Keamanan Industri dan Nuklir Jepang, mengatakan, kesimpulan sumber kontaminasi radioaktif tersebut masih harus diuji lagi. "Kami tidak bisa benar-benar yakin hingga hasilnya dipelajari," katanya sembari mengatakan tengah disiapkan upaya untuk menutup retakan itu dengan kucuran beton.
Pengumuman ini muncul setelah Perdana Menteri Naoto Kan untuk pertama kalinya mengunjungi daerah gempa dan tsunami dan bicara kepada pengungsi di dekat Desa Rikuzentakata, yang nyaris rata oleh tsunami pada 11 Maret lalu. "Ini akan menjadi perjuangan panjang, tetapi pemerintah akan bekerja keras bersama Anda hingga akhir. Saya berharap yang lain juga bekerja keras," kata PM Kan kepada seorang pengungsi yang tinggal di sebuah sekolah yang sudah disulap menjadi pengungsian.
Meskipun sudah dipasangi dinding penahan tsunami, Rikuzentakata nyaris rata dengan tanah dan kini terisi reruntuhan dan lumpur. Hampir semua dari 23.000 warganya, menurut kantor berita Reuters, tewas atau luka akibat bencana.
Meskipun sudah dipasangi dinding penahan tsunami, Rikuzentakata nyaris rata dengan tanah dan kini terisi reruntuhan dan lumpur. Hampir semua dari 23.000 warganya, menurut kantor berita Reuters, tewas atau luka akibat bencana.
"Seorang warga yang mulanya tinggal di sebuah rumah dekat pantai bertanya kepada saya di mana saya harus tinggal setelah ini? Jadi saya katakan dukungan pada dirinya dan menjanjikan pemerintah akan memberikan bantuan sampai akhir," kata PM Kan kepada wartawan.
Sebelum bencana terjadi, posisi PM Kan sudah dianggap tidak populer dan bahkan di bawah tekanan untuk mundur atau menyelenggarakan pemilu lebih dini. Kini PM Kan dikritik atas caranya menangani bencana kemanusiaan dan krisis nuklir.
*kompas.com
Sebelum bencana terjadi, posisi PM Kan sudah dianggap tidak populer dan bahkan di bawah tekanan untuk mundur atau menyelenggarakan pemilu lebih dini. Kini PM Kan dikritik atas caranya menangani bencana kemanusiaan dan krisis nuklir.
*kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)