Presiden SBY menilai ada sejumlah kesepakatan koalisi yang dilanggar oleh satu atau dua partai politik. SBY menjanjikan pemberian sanksi dan penataan kembali koalisi dalam waktu dekat. Sampai saat ini SBY masih menghitung partai mana yang paling tepat untuk ditendang. "Pada prinspisnya Pak SBY berpegang asal jumlah pendukung di parlemen di atas 51 persen," kata anggota Dewan Pakar DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Kamis, 3/3).
Sutan menggambarkan pada periode pertama pemerintahan SBY. Saat itu suara Demokrat di parlemen sangat minim sehingga banyak program pemerintah tidak jalan. Tentu saja SBY mau di periode kedua ini bisa mengoptimalkan kinerja dengan dukungan dari parlemen.
Namun demikian, Sutan belum mau menjelaskan partai mana yang kemungkinan ditendang dan partai mana yang kemungkinan ditarik ke dalam koalisi. Namun standar sikap politik sudah mulai diperhitungkan.
"Selain angka, kita lihat juga mana partai yang loncat-loncat indah dan mana partai yang loncatnya terlalu jauh," demikian Sutan. [yan]
Sutan menggambarkan pada periode pertama pemerintahan SBY. Saat itu suara Demokrat di parlemen sangat minim sehingga banyak program pemerintah tidak jalan. Tentu saja SBY mau di periode kedua ini bisa mengoptimalkan kinerja dengan dukungan dari parlemen.
Namun demikian, Sutan belum mau menjelaskan partai mana yang kemungkinan ditendang dan partai mana yang kemungkinan ditarik ke dalam koalisi. Namun standar sikap politik sudah mulai diperhitungkan.
"Selain angka, kita lihat juga mana partai yang loncat-loncat indah dan mana partai yang loncatnya terlalu jauh," demikian Sutan. [yan]
*rakyatmerdeka.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)