Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Muarojambi terpaksa mengurangi waktu pasokan air ke pelanggan dari 24 jam menjadi 20 jam per hari akibat tingginya biaya listrik.Dihubungi di Sengeti, ibu kota Kabupaten Muarojambi, Kamis (3/3), Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Muarojambi Suhaimi mengatakan pemberlakukan tarif listrik baru beberapa bulan terakhir telah mengakibatkan biaya operasional PDAM yang dipimpinnya melonjak hampir 50 persen.
"Setiap bulan biaya listrik untuk tenaga turbin dan mesin PDAM mencapai ratusan juta. Hal ini sangat membebani biaya operasional. Untuk itu, kami hanya bisa mengalirkan air PDAM selama 20 jam," ujarnya tanpa merinci berapa biaya listrik PDAM tiap bulannya.
Tingginya biaya listrik juga berimbas pada tersendatnya upaya pengembangan jaringan baru PDAM di daerah itu.
Berdasarkan data di PDAM Tirta Muarojambi, hingga awal 2011 ada lebih dari 10 ribu calon pelanggan baru yang tersebar di beberapa kecamatan.
Saat ini PDAM Tirta Muarojambi baru bisa melayani kurang lebih 3.923 pelanggan yang tersebar di tiap kecamatan.
"Untuk itu fokus kami adalah bagaimana pelayanan kepada pelanggan bisa ditingkatkan, sebab untuk menambah kapasitas produksi, kami memang belum sanggup," kata Suhaimi.
Padahal, masih ada dua kecamatan dengan penduduk besar, yakni Kecamatan Sungai Bahar dan Kecamatan Mestong sama sekali belum teraliri air PDAM.
"Ini disebabkan letak geografis kedua kecamatan tersebut cukup jauh dari ibukota kabupaten," ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air PDAM di Muarojambi, minimal membutuhkan sedikitnya 12 unit intake dengan dibantu lebih dari lima boster pendorong di tiap kawasan.
Sementara, PDAM Tirta Muarojambi saat ini baru memiliki tujuh unit intake dan tiga boster yang berada di daerah Jaluko, Sungai Duren, dan kawasan Pelabuhan Talang Duku.
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)