Rentetan teror bom yang terjadi Selasa (15/3) di Jakarta membuat rakyat bangsa ini tersentak. Pola teror pun berbeda dari sebelum-sebelumnya. Kali ini mengarah ke pribadi-pribadi. Seperti diwartakan, bom meledak di kompleks KBR 68H di Matraman, Jakarta, kemarin. Bom itu diletakkan dalam paket buku yang ditujukan kepada mantan koordinator Jaringan Islam Liberal yang kini aktif menjadi Ketua Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla.
Selain Ulil, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional, Komjen Gories Mere juga mendapat kiriman bom buku. Bentuk bom yang ditemukan di Gedung BNN sama dengan di Utan Kayu.
Satu lagi orang yang kena sasaran teror bom buku adalah tokoh Pemuda Pancasila, Yapto S Soeryosumarno. Buku paket bom diantar ke rumah Yapto pada pukul 12.00 WIB dan diserahkan Kepala Satpam, Alfiyerdi. Beruntung Yapto curiga terhadap isi paket dan langsung melapor ke Tim Gegana.
Melihat rentetan teror tersebut, Kapolda Jambi, Brigjen Bambang Suparsono mengajak jajarannya meningkatkan kewaspadaan. Meski Jambi secara umum sangat kondusif, namun tetap harus waspada.
Bambang pun mengingatkan agar hati-hati bila menerima sesuatu seperti bingkisan dari orang yang tidak dikenal, apalagi hal itu mencurigakan.
"Saya rasa ini semua perlu kewaspadaan semua pihak, jangan mudah menerima bungkusan dari orang yang tidak dikenal," kata Bambang dalam wawancara khusus dengan Tribun, di ruang kerjanya, Rabu (16/3).
Bambang terus mengingatkan kepada aparatnya bahwa meledaknya bom buku di kompleks Utan Kayu hingga melukai Kasatreskrim Polrestro Jakarta Timur, Kompol Dodi Rahmawan adalah contoh bagi semuanya.
"Semua sudah ada SOP-nya, itu pengalaman kita. Mungkin hal itu bisa terjadi di tempat lain," ujarnya.
Bambang pun menegaskan tidak menginginkan wilayah hukumnya dijadikan tempat yang aman bagi orang-orang yang melakukan hal yang tidak diinginkan, seperti kejahatan, teroris dan sebagainya. Baginya, kewaspadaan itu tetap nomor satu.
"Kita jangan lengah, tetapi perlu menjadi wasdapa kita di semua wilayah. Jangan sampai Jambi dijadikan tempat yang aman bagi orang-orang yang melakukan hal yang tidak diinginkan. Kita tetap waspada," katanya.
Kapolda menambahkan, bahwa pihaknya tidak secara khusus memfokuskan kepada kemungkinan salah satu wilayah di Jambi dijadikan tempat sembunyi para pelaku kejahatan. Namun dia selalu mengarahkan agar ada kewaspadaan untuk mencegah semua itu.
"Untuk wilayah Jambi, sejauh ini tidak ada wilayah yang kita fokuskan. Jangan sampai Jambi tempat ngumpet yang paling aman. Kemarin di Batanghari kita melakukan penyitaan satu senpi dari kelompok yang encurigakan. Nah itulah salah satu bentuk kewaspadaan kita," katanya.
Dari Jakarta dilaporkan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto mengakui kesulitan mengungkap teror bom buku."Kejadian teror banyak sekali, aparat intelijen sudah bekerja keras, dan beberapa kali bisa mencegahnya. Tapi tidak mudah mengungkap sesuatu kejahatan apalagi mereka dalam melaksanakannya secara tertutup," kata mantan Kapolri itu, di gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/3).
Meski begitu, Sutanto mengatakan BIN tetap berusaha untuk membongkarnya. "Kita berusaha membongkar karena berkali‑kali kita berhasi," cetusnya.
Dia meminta semua pihak bersabar terkait ada atau tidaknya jaringan baru dalam bom buku agar tidak menganggu proses penyidikan. "Tunggu jangan sekarang. Sabar saja supaya tidak ganggu proses penyidikan," jelasnya.
Sutanto mengakui adanya perubahan pola kerja dalam teror bom buku tersebut. Disebutkan dia, saat ini para pelaku teror lebih senang bekerja secara perorangan ketimbang kelompok. "Kan bisa bermacam cara dilakukan, yang lalu di kelompok massa, sekarang perorangan, bisa berubah‑ubah," ujarnya.
Masih terjadinya teror bom yang melukai sejumlah orang, membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono prihatin. "Presiden sangat prihatin dan simpati pada korban dan keluarga korban," kata juru bicara presiden Julian Pasha, di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu. Presiden telah minta kepolsiian segera menginvestigasi dan mengusut tuntas kasus ini untuk sehingga siapa yang bertanggungjawab. "Bagaimanapun aksi kekerasan tidak bisa dibiarkan apalagi sampai ada korban," kata Julian mengutip SBY.
Hingga kemarin polisi sudah memeriksa 11 orang saksi terkait tiga paket bom buku. Polisi menelusuri para saksi guna mengetahui siapa kurir pengirim buku maut tersebut. Sebelas orang diperiksa terkait tiga paket bom dari tiga lokasi berbeda. Dari keterangan 11 orang itu diharapkan kepolisian mendapatkan ciri‑ciri fisik si kurir.
"Sambil memberikan ciri‑cirinya. Sedangkan untuk yang di BNN tidak ada yang melihat. Yang di Pak Yapto, itu dia melihat (paket) diserahkan ke pos satpam. Orang itu menggunakan helm atau penutup kepala," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar di Mabes Polri.
Puslabfor Mabes Polri menyimpulkan dugaan sementara bahan dasar bom buku di Utan Kayu dibuat dari bahan potasium dengan unsur bahan campuran alumunium. Isi bom belum ditemukan adanya unsur paku, daya ledak bom masuk dalam kategori low exsplosive.
Sementara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meminta semua pihak jangan memutuskan buru‑buru motif teror bom buku bersifat politis atau balas dendam. "Sekarang masih diselidiki lebih dalam terutama akar permasalahannya. Sumbernya darimana, jadi tidak bisa secara buru‑buru diputuskan ini politik, apakah ini balas dendam, dan sebagainya," katanya di gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Terkait teror beruntun yang membuat sibuk Polri, Purnomo telah menyiapkan Densus 81 dari Kopassus untuk ikut membantu "Kita ada Densus 81, dan BNPT. Kalau diminta maka bisa saja Densus 81 masuk," katanya.
Sedang Satuan Densus Antiteror 88 Polri telah turun tangan mengusut rangkaian aksi terorisme berupa bom buku di Jakarta. Tugas perburuan Densus dibantu anggota Mabes Polri dan Polda Metro Jaya. "Sekarang ditangani oleh ahlinya Densus 88 Antiteror," ujar Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi di Mabes Polri.
Ito belum bisa menyimpulkan apakah tiga bom buku yang mempunyai kemiripan modus eksekusinya itu adalah satu rangkaian dan saling terkait. Ito meminta masyarakat tidak panik, tetap waspada, serta segera melapor ke kepolisian terdekat jika mendapati kiriman paket atau barang jenis lainnya yang mencurigakan.
(min/tribunnews/coz/rek/adi/aco)
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)