Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia tertinggi di Asia setelah Myanmar. Hal ini dikatakan Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Prof dr Fasli Jalal PhD SpGK, saat melaksanakan pertemuan dengan civitas akademika Akademi Kebidanan (Akbid) Merangin.
Menurutnya, angka kematian ibu ini dilihat dari jumlah angka kelahiran bayi pertahunnya. Untuk Indoenisa, angka kelahiran bayi mencapai 4,5 juta bayi setiap tahun.
“Dari 4,5 juta ibu melahirkan setiap tahunnya, yang meninggal 270 orang, ini merupakan yang tertinggi di Asia setelah Myanmar. Hal ini dikarenakan belum seluruh persalinan mendapat pelayanan yang baik,’’ ujar Fasli Jalal.Kepada mahasiswa Akbid Merangin, Wamendiknas mengingatkan, saat mengabdi di tengah masyarakat, bisa menerapkan apa yang dilakukan para dukun dalam menghadapi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat biasanya masih sering menyenangi dukun dari bidan.
Bahkan yang lebih tragis lagi, sekarang banyak orang Indonesia yang berobat ke Singapura, Malaysia dan negara-negara lainnya. “Padahal para dokter di negara-negara tersebut belajarnya di Indonesia, seperti di Unan, Unsri, UI dan perguruan tinggi lainnya,’’ tambahnya.
Negara-negara tersebut, meminta agar Indonesia tidak menutup kesempatan belajar di Indonesia. ‘’Apa yang menyebabkan semua ini harus di pelajari. Bisa saja mungkin cara menghadapi dan memberikan pelayanan kepada pisien dan keluarganya, yang merasa puas atas pelayanan yang diberikan, “ jelasnya.(eon)
“Dari 4,5 juta ibu melahirkan setiap tahunnya, yang meninggal 270 orang, ini merupakan yang tertinggi di Asia setelah Myanmar. Hal ini dikarenakan belum seluruh persalinan mendapat pelayanan yang baik,’’ ujar Fasli Jalal.Kepada mahasiswa Akbid Merangin, Wamendiknas mengingatkan, saat mengabdi di tengah masyarakat, bisa menerapkan apa yang dilakukan para dukun dalam menghadapi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat biasanya masih sering menyenangi dukun dari bidan.
Bahkan yang lebih tragis lagi, sekarang banyak orang Indonesia yang berobat ke Singapura, Malaysia dan negara-negara lainnya. “Padahal para dokter di negara-negara tersebut belajarnya di Indonesia, seperti di Unan, Unsri, UI dan perguruan tinggi lainnya,’’ tambahnya.
Negara-negara tersebut, meminta agar Indonesia tidak menutup kesempatan belajar di Indonesia. ‘’Apa yang menyebabkan semua ini harus di pelajari. Bisa saja mungkin cara menghadapi dan memberikan pelayanan kepada pisien dan keluarganya, yang merasa puas atas pelayanan yang diberikan, “ jelasnya.(eon)
*metrojambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)