Sekretaris Daerah (Sekda) Tanjungjabung Timur (Tanjabtim), Drs Darminto, mengaku namanya dicatut sejumlah calo Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Selain nama Sekda, nama Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) juga dimanfaatkan para calo.“Ada oknum yang mengaku-aku sebagai Sekda dan Kepala BKD meminta sejumlah uang tertentu kepada para honorer yang sedang diseleksi menjadi CPNS. Honorer ini diiming-imingi bisa lolos jadi CPNS asalkan menyerahkan uang yang diminta si oknum,” kata Darminto, kemarin.
Para staf honorer ini dimintai uang Rp 1 juga hingga Rp 3,5 juta per orang. Para honorer yang didekati calon adalah pegawai honor kategori 2, artinya sumber gaji bukan bersumber dari APBN/APBD.
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana mengangkat tenaga honorer yang tercecer menjadi CPNS. Dengan catatan masuk kategori I yang pendapatannya berasal dari APBN/APBD dan syarat-syarat lainnya. Sedangkan honorer kategori 2 adalah honorer non APBN/APBD dan perlu menunggu lebih lama pengangkatan jadi CPNS ketimbang kategori I.
Darmianto menegaskan selama ini dia tidak pernah menjanjikan pegawai honor ini menjadi CPNS, apalagi sempat meminta uang. “Itu tidak benar. Kami pun sudah mengedarkan surat bahwa pengangkatan honorer jadi CPNS ini tidak dipungut biaya. Hanya perlu kesabaran untuk menanti proses pengangkatan, begitu,” tegas Darminto.
Menurut informasi yang diterima Darminto, modus yang dilakukan oknum yang belum diketahui belang orangnya ini adalah menelepon sejumlah honorer dan mengatasnamakan Sekda maupun Peltu Kepala BKD, Hambali. Saat itu si Sekda gadungan meminta honorer mentransfer sejumlah uang melalui rekening si oknum.
Hal senada disampaikan Peltu Kepala BKD, Hambali. Sementara ini dia tidak mengetahui sudah berapa jumlah korban yang mengalami penipuan berkedok pengangkatan CPNS tersebut. “Saya dengar ada yang kerja di Berbak dan daerah perkantoran sudah dimintai uang. Tapi saya tegaskan sekali lagi, baik Sekda maupun siapapun tidak pernah memintai uang untuk meloloskan honorer jadi CPNS,” pungkas Hambali. (sur)
Para staf honorer ini dimintai uang Rp 1 juga hingga Rp 3,5 juta per orang. Para honorer yang didekati calon adalah pegawai honor kategori 2, artinya sumber gaji bukan bersumber dari APBN/APBD.
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana mengangkat tenaga honorer yang tercecer menjadi CPNS. Dengan catatan masuk kategori I yang pendapatannya berasal dari APBN/APBD dan syarat-syarat lainnya. Sedangkan honorer kategori 2 adalah honorer non APBN/APBD dan perlu menunggu lebih lama pengangkatan jadi CPNS ketimbang kategori I.
Darmianto menegaskan selama ini dia tidak pernah menjanjikan pegawai honor ini menjadi CPNS, apalagi sempat meminta uang. “Itu tidak benar. Kami pun sudah mengedarkan surat bahwa pengangkatan honorer jadi CPNS ini tidak dipungut biaya. Hanya perlu kesabaran untuk menanti proses pengangkatan, begitu,” tegas Darminto.
Menurut informasi yang diterima Darminto, modus yang dilakukan oknum yang belum diketahui belang orangnya ini adalah menelepon sejumlah honorer dan mengatasnamakan Sekda maupun Peltu Kepala BKD, Hambali. Saat itu si Sekda gadungan meminta honorer mentransfer sejumlah uang melalui rekening si oknum.
Hal senada disampaikan Peltu Kepala BKD, Hambali. Sementara ini dia tidak mengetahui sudah berapa jumlah korban yang mengalami penipuan berkedok pengangkatan CPNS tersebut. “Saya dengar ada yang kerja di Berbak dan daerah perkantoran sudah dimintai uang. Tapi saya tegaskan sekali lagi, baik Sekda maupun siapapun tidak pernah memintai uang untuk meloloskan honorer jadi CPNS,” pungkas Hambali. (sur)
*metrojambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)