Tingkat inflasi (indeks harga konsumen) di Provinsi Jambi dalam kurun waktu dua bulan meningkat tajam. Pada November 2010 laju inflasi di Provinsi Jambi sebesar 127,57 persen dan meningkat pada Desember 2010 menjadi 129,91 pesen atau naik 1,83 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, kenaikan inflasi di Provinsi Jambi secara keseluruhan pada 2010 mencapai 10,52 persen.
Di luar perkiraan atau bisa dibilang angka tersebut luar biasa, sehingga membuat Provinsi Jambi menduduki peringkat ke 7 kenaikan inflasi se-Sumatera, dibawah Lhokseumawe, Sibolga, Padang Sidempuan, Pematang Siantar, Dumai dan Padang.
Padahal pada 2009, Provinsi Jambi menduduki peringkat ke 13 karena mengalami deflasi.
Secara keseluruhan inflasi di Indonesia meningkat sebesar 6,96 persen, namun yang menjadi penyumbang terbesar yaitu beras. Namun berbeda di Provinsi Jambi, penyumbang inflasi terbesar adalah Cabai merah.
Menurut Kepala BPS Provinsi Jambi, Dian Pramono Effendi, kenaikan inflasi di Provinsi Jambi lebih dikarenakan naiknya harga barang dan jasa, yang disebabkan karena keterlambatan atau ketidak cukupan barang dan jasa tersebut.
Ditambahkan Dian, sumbangan inflasi dari komoditi cabai merah cukup besar yaitu 1,0968 persen. Penyebabnya adalah Jambi masih mendatangkan cabai merah dari daerah lain seperti Bengkulu dan Jawa Tengah.
"Kenaikan inflasi juga disebabkan infrastruktur dan cuaca yang tidak bagus. Dian mencontohkan seperti jalan Lingar selatan yang rusak ditambah lagi musim hujan yang membuat kondisi jalan tersebut semakin bertambah parah, sehingga mobil yang mengangkut barang jadi terlambat dalam pengiriman dan tentu saja akan berdampak terhadap harga cabai di pasaran," jelas Dian, Senin (3/1).
Selain itu, lanjut Dian, kenaikan inflasi juga disebabkan oleh gaya hidup Masyarakat. Pencabutan subsidi BBM oleh Pemerintah yang akan diberlakukan juga akan mempengaruhi tingkat inflasi.
(infojambi.com/ALD)
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)