Ribuan warga Yogyakarta memadati halaman depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka mendengarkan orasi yang disampaikan dua pangeran Yogyakarta.
"Saya di sini datang untuk mengantar rakyat Yogyakarta yang punya hati nurani untuk mendukung penetapan [Gubernur dan Wakil Gubernur DIY]," kata Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X di atas panggung orasi, Senin 13 Desember 2010.
Prabukusumo lalu meneriaki, "penetapan," yang disambut teriakan, "yes," dari ribuan massa. "Hidup Yogya," pukas Prabukusumo.
Mewakili Paku Alaman, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Indrokusumo ikut memberikan orasi. "Paku Alam dan Sultan Hamengku Buwono tidak bisa dipisahkan. Dan kita tetap harus istimewa," kata adik Sri Paku Alam VIII ini.
Indrokusumo juga menyapa sekitar 40 warga Papua yang tinggal di Yogyakarta. Mengenakan baju adat, pendemo dari Papua ini lengkap dengan busur dan anak panah.
Tak hanya dari Papua, aksi mendukung penetapan Gubernur DIY ini juga diikuti warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di Yogya. Koordinator warga NTT ini, Daniel menyerukan bahwa hakekat keistimewaan itu adalah penetapan. "Untuk warga NTT yang ada di Yogya wajib mendukung penetapan," kata dia.
Massa yang sudah berjubel meluber sampai ke Jalan Malioboro. Aksi ini pun sampai membuat pasar Beringharjo tutup.
"Saya di sini datang untuk mengantar rakyat Yogyakarta yang punya hati nurani untuk mendukung penetapan [Gubernur dan Wakil Gubernur DIY]," kata Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X di atas panggung orasi, Senin 13 Desember 2010.
Prabukusumo lalu meneriaki, "penetapan," yang disambut teriakan, "yes," dari ribuan massa. "Hidup Yogya," pukas Prabukusumo.
Mewakili Paku Alaman, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Indrokusumo ikut memberikan orasi. "Paku Alam dan Sultan Hamengku Buwono tidak bisa dipisahkan. Dan kita tetap harus istimewa," kata adik Sri Paku Alam VIII ini.
Indrokusumo juga menyapa sekitar 40 warga Papua yang tinggal di Yogyakarta. Mengenakan baju adat, pendemo dari Papua ini lengkap dengan busur dan anak panah.
Tak hanya dari Papua, aksi mendukung penetapan Gubernur DIY ini juga diikuti warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di Yogya. Koordinator warga NTT ini, Daniel menyerukan bahwa hakekat keistimewaan itu adalah penetapan. "Untuk warga NTT yang ada di Yogya wajib mendukung penetapan," kata dia.
Massa yang sudah berjubel meluber sampai ke Jalan Malioboro. Aksi ini pun sampai membuat pasar Beringharjo tutup.
*vivanews.
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)