Dua nyawa melayang sekaligus akibat kecelakaan lalu-lintas (laka-lantas) yang terjadi di Kelurahan Kasang Jaya, Jambi Timur, Kota Jambi, sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha 1431 H, persisnya Rabu malam (10/11).
Beredar kabar, dua orang pejalan kaki, Peri Sono (36) dan Yon (33), ditabrak hingga tewas oleh mobil Suzuki Escudo silver yang diduga dikemudikan anak seorang pejabat teras di Jambi. Namun kasus itu hanya diketahui oleh warga di sekitar lokasi kejadian.
Berita tentang kejadian tersebut juga tidak heboh di media massa.
Kejadian itu mendapat perhatian dari Wakil Walikota (Wawako) Jambi, Sum Indra. Pasangan Walikota Bambang Priyanto itu datang langsung ke rumah korban yang kakak-beradik itu, di RT 34 Kasang Jaya. “Pak Wawako juga datang. Semua orang disini tahu itu Sum Indra,” ujar Zulkifli, warga di sekitar tempat kejadian, meyakinkan wartawan.
Isteri Peri, Ida Royani (30), ditemui di bedeng papan kontrakannya, Jum’at sore (19/11) menuturkan, malam itu suaminya pergi bersama adiknya, Yon, membeli bohlam lampu, di Simpang Jawo, Jambi Timur, tidak jauh dari rumahnya.
Tapi naas, Peri dan Yon yang berjalan kaki tiba-tiba ditabrak Suzuki Escudo. Kejadian itu menggemparkan warga sekitar. Ida yang diajak tetangganya melihat kecelakaan itu kaget bukan kepalang. Korban ternyata ayah dari tiga anaknya yang masih kecil-kecil.
Ida mengaku tidak tahu kapan suami dan iparnya meninggal-dunia. Ada yang bilang korban tewas di tempat kejadian. Tapi ada pula yang mengatakan mereka tewas di rumah sakit. Ida yakin korban tersebut suaminya dari sandal Peri yang ditemukan di tempat kejadian.
Uniknya, sejak malam kejadian hingga Jum’at (19/11), Ida belum pernah melihat supir mobil yang merenggut nyawa suami dan iparnya. Bahkan, nama supir itu pun ia tidak tahu. Ketika ditanyakan pada polisi, jawab polisi supirnya sudah ditahan. Itu saja.
Ida mengaku, saat didatangi Sum Indra sebelum jenazah suaminya dimakamkan, ia diberi uang Rp 400 ribu. “Pak Sum datang dan memberi saya uang,” ujar Ida, sambil menidurkan anak bungsunya, Putri, yang masih berumur 6 bulan.
Sebelum kejadian Ida sudah ada firasat bakal terjadi sesuatu pada keluarganya. Sore itu ia dan suaminya mencuci piring. Dua buah gelas jatuh dan pecah. Namun pertanda itu dianggap kejadian biasa oleh Peri. “Ya biarlah pecah,” kata Ida menirukan ucapan suaminya.
Menurut cerita wanita asal Kuala Tungkal, Tanjab Barat tersebut, biasanya setiap pergi ke warung suaminya selalu membawa Putri. Bagitu pula pada malam kejadian, namun dilarang Ida. “Malam itu saya tidak izinkan Putri dibawa,” tutur Ida yang masih kentara logat Bugisnya.
Menariknya, pada malam kejadian hingga hari pemakaman Peri dan Yon, banyak sekali aparat keamanan datang ke rumah duka. Wawako datang keesokan harinya. “Sum Indra juga datang. Dia bilang, kalau ada kesulitan lapor sama dia. Kami bingung, kenapa wawako sampai datang ?” ujar Ida heran.
Selang sehari setelah pemakaman, belum tiga hari wafatnya Peri dan Yon, Ida dipanggil ke kantor polisi. Mereka dipertemukan dengan seseorang yang mengaku orangtua pengemudi mobil. Ida dan isteri Yon diberi uang Rp 30 juta, dan disuruh menanda-tangani selembar surat. “Uang itu masih ada. Waktu itu yang menerima mertua saya,” papar Ida.
Ida sangat berharap bisa bertemu langsung dengan supir mobil yang menabrak suaminya hingga tewas. Bukan mau melabrak si supir, tapi hanya ingin tahu cerita yang sebenarnya. Ida minta si supir memikirkan masa depan anak-anaknya, karena ayahnya sudah tidak ada.
Informasi di sekitar lokasi kejadian menyebutkan, supir mobil Escudo sempat dihajar massa, namun berhasil dilerai seseorang yang tahu ia anak seorang pejabat tinggi di Jambi. Mobil itu berpenumpang dua orang, satu pria dan satu wanita. Tidak lama berselang polisi datang. Kedua penumpang mobil yang diduga warga sedang mabuk langsung diamankan.
Masih menurut cerita di lokasi kejadian, beberapa menit sebelum menabrak Peri dan Yon, Escudo itu menabrak seorang ibu dan anaknya hingga tewas, di kawasan Rajawali, Jambi Timur. Mobil itu kabur ke arah Simpang Duren, dan menabrak lagi sebuah sepeda motor, namun pengendara motor tidak cidera serius.
Kejadian itu disaksikan sejumlah tukang ojek di Simpang Duren, yang lantas mengejarnya. Mobil berhenti setelah menabrak pagar sebuah rumah warga, di Simpang Jawo, yang sebelumnya menabrak Peri dan Yon terlebih dahulu. Pengemudi mobil lantas dihakimi warga, termasuk para tukang ojek yang mengejarnya.
Wawako Sum Indra, yang disebut-sebut ikut melayat ke rumah Peri dan Yon, hingga Jum’at malam (19/11) belum berhasil dihubungi. Tidak ada jawaban dari ponselnya ketika ditelepon. SMS juga tidak dibalas.
(infojambi.com)
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)