Jarum jam menunjuk pukul 00.00 WIB. Hari pun berpindah dari Jumat ke Sabtu. Di malam yang sepi itu tiba-tiba puluhan warga RT 26 Lorong Pakuan, Kelurahan Simpang III Sipin Kecamatan Kotabaru keluar rumah.
Mereka mendatangi rumah kos seorang mahasiwi, Sy (19). Warga curiga di rumah itu ada seorang mahasiswa berinisial Sa (21) yang tak lain pacar Sy.
Kecurigaan warga ini muncul ketika melihat ada mobil parkir di depan rumah Sy. Saat ditanya, Sry mengaku tidak tahu siapa pemilik mobil itu dengan alasan pemilik mobil hanya menumpang parkir.
Melihat gelagat yang mencurigakan, Farah Kurniawan, tetangga Sry yang tinggal di ujung bedeng itu langsung memberitahu warga. Dan, warga pun beramai-ramai mendatangi rumah kos Sy.
"Ada 15 menit diketok-ketok pintunya, barulah keluar. Itu pun pintunya harus dibuka paksa. Ketika ditanya, dia mengaku tidak ada orang di rumahnya. Namun, setelah diperiksa ke dalam rumah, ternyata ada jejak kaki orang naik ke atas dek. Setelah dicek, ternyata cowoknya berada di atas dek," kata warga yang menggerebek rumah itu.
Menurut Farah, Sy sudah pernah diingatkan agar jangan menerima tamu cowok sampai larut malam. Saat itu Sy pernah digerebak karena berduaan dengan cowok di dalam rumahnya. Namun, rupanya dia tidak kapok.
"Malam tadi, yang kedua kalinya ketahuan berduaan di rumahnya. Waktu yang pertama, kejadiannya siang hari. Karena takut diamuk massa, kedua oknum mahasiswa itu diserahkan kepada polisi," sebut Farah Kurniawan.
Yuskal Yusuf, wakil ketua RT 26 saat ditemui di kediamannya mengatakan, mahasiswi yang menyewa bedeng dan digerebek itu sudah pindah.
Menurutnya, bila ada warga yang berbuat hal yang tidak senonoh di lingkungannya berarti warga tersebut melanggar aturan. Selaku aparat RT, ia segera meminta warga tersebut untuk pindah dari lingkungan RT-nya. Diakuinya, pada saat kejadian, ia tidak berada di rumah karena sedang dirumah sakit.
"Dari dulu saya sudah katakan kepada mahasiswi itu, tinggal di sini harus mengikuti peraturan yang ada. Kalau ada tamu, jangan sampai tengah malam. Tapi, sepertinya dia tidak mengindahkan. Dari pada kampung ini kotor, lebih baik kita minta pindah saja," ujarnya.
Selain meminta si mahasiswi tersebut pindah dari lingkungan RT 26, warga juga meminta untuk dilakukan cuci kampung. Karena warga, kata Yuskal, merasa kampungnya telah dikotori.
Mereka mendatangi rumah kos seorang mahasiwi, Sy (19). Warga curiga di rumah itu ada seorang mahasiswa berinisial Sa (21) yang tak lain pacar Sy.
Kecurigaan warga ini muncul ketika melihat ada mobil parkir di depan rumah Sy. Saat ditanya, Sry mengaku tidak tahu siapa pemilik mobil itu dengan alasan pemilik mobil hanya menumpang parkir.
Melihat gelagat yang mencurigakan, Farah Kurniawan, tetangga Sry yang tinggal di ujung bedeng itu langsung memberitahu warga. Dan, warga pun beramai-ramai mendatangi rumah kos Sy.
"Ada 15 menit diketok-ketok pintunya, barulah keluar. Itu pun pintunya harus dibuka paksa. Ketika ditanya, dia mengaku tidak ada orang di rumahnya. Namun, setelah diperiksa ke dalam rumah, ternyata ada jejak kaki orang naik ke atas dek. Setelah dicek, ternyata cowoknya berada di atas dek," kata warga yang menggerebek rumah itu.
Menurut Farah, Sy sudah pernah diingatkan agar jangan menerima tamu cowok sampai larut malam. Saat itu Sy pernah digerebak karena berduaan dengan cowok di dalam rumahnya. Namun, rupanya dia tidak kapok.
"Malam tadi, yang kedua kalinya ketahuan berduaan di rumahnya. Waktu yang pertama, kejadiannya siang hari. Karena takut diamuk massa, kedua oknum mahasiswa itu diserahkan kepada polisi," sebut Farah Kurniawan.
Yuskal Yusuf, wakil ketua RT 26 saat ditemui di kediamannya mengatakan, mahasiswi yang menyewa bedeng dan digerebek itu sudah pindah.
Menurutnya, bila ada warga yang berbuat hal yang tidak senonoh di lingkungannya berarti warga tersebut melanggar aturan. Selaku aparat RT, ia segera meminta warga tersebut untuk pindah dari lingkungan RT-nya. Diakuinya, pada saat kejadian, ia tidak berada di rumah karena sedang dirumah sakit.
"Dari dulu saya sudah katakan kepada mahasiswi itu, tinggal di sini harus mengikuti peraturan yang ada. Kalau ada tamu, jangan sampai tengah malam. Tapi, sepertinya dia tidak mengindahkan. Dari pada kampung ini kotor, lebih baik kita minta pindah saja," ujarnya.
Selain meminta si mahasiswi tersebut pindah dari lingkungan RT 26, warga juga meminta untuk dilakukan cuci kampung. Karena warga, kata Yuskal, merasa kampungnya telah dikotori.
*Sumber:tribunjambi.com


0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)