Syeikh Ikrimah Sabri, mufti Al-Quds, kemarin meminta UNESCO, badan PBB yang salah satu tugasnya melestarikan warisan kebudayaan dunia, agar melindungi Masjid Al-Aqsha dari rencana Yahudisasi oleh pemerintah penjajah Israel, demikian diberitakan oleh PIC.
Syeikh Ikrimah memperingatkan, pemerintah penjajah Israel telah berencana meyahudikan alun-alun Dinding Buraq, sebagai bagian dari upaya memperluas tempat-tempat yang dikuasai Yahudi di komplek suci Al-Quds, sekaligus berarti menghalangi masuknya kaum muslimin ke tempat-tempat itu.
Syeikh Ikrimah menyebut negara-negara Arab dan Muslim juga mempunyai tanggung jawab besar melindungi tempat-tempat suci umat Islam.
Sementara itu, Komite Al-Quds pada Kementrian Waqaf dan Urusan Agama di Gaza memperingatkan skema baru pemerintah Zionis Israel untuk meyahudikan seluruh Alun-alun Buraq.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari kemarin, Komite Al-Quds membeberkan rencana baru pemerintah Zionis Israel yang bermaksud membuat sebuah pintu masuk utama di bawah tanah yang akan menembus tembok barat Masjidil Aqsha.
Komite Al-Quds juga mengeluarkan peringatan bahwa pemerintah penjajah Zionis Israel yang menguasai kotapraja Al-Quds berencana menggali terowongan besar dari Silwan ke alun-alun Buraq yang akan mengubah demografi area itu dan melenyapkan bangunan-bangunan terpenting di komplek itu, yakni Masjidil Aqsha dan Kubah Al-Syakhrah.
Sementara itu, Liga Ulama Palestina menyerukan kepada penduduk Palestina di Tepi Barat untuk bangkit melawan kejahatan Israel dan melindungi tempat-tempat suci umat Islam dari bahaya besar yang mengancamnya.
Liga Ulama Palestina, sebagaimana dikutip Palestine Information Center (PIC), menyatakan Senin kemarin, 4 Oktober, serangan-serangan dan pembakaran terhadap masjid-masjid di Palestina adalah kejahatan terhadap Allah.
Para ulama menegaskan bahwa pemerintah penjajah Zionis Israel-lah yang telah memberikan lampu hijau kepada para pemukim Yahudi untuk menyerbu tempat-tempat suci umat Islam.
Para pemukim Yahudi yang melakukan serangan itu aman bersembunyi karena tidak adanya sikap yang jelas dari Otoritas Palestina (Otoritas Ramallah) yang menunjukkan bahwa PA dan Israel bersekongkol, tegas Liga Ulama itu.
Segerombolan pemukim Yahudi dini hari Senin kemarin membakar Masjid Al-Anbiya di Beit Fajjar, sebelah selatan Bait Al-Lahm (Bethlehem), dan mereka masih terus berusaha untuk membakar lebih banyak masjid lagi.
Di hari yang sama, ratusan pemukim Yahudi berkumpul di Nablus mendesak pemerintah setempat untuk menghancurkan Masjid Salman Al-Farisi yang menurut mereka tidak punya izin itu.
Ribuan warga Palestina dari berbagai desa di sekitar distrik tersebut berbondong-bondong menuju masjid dan membuat pagar betis guna menghalangi para pemukim Yahudi itu menyerang masjid.
Sebuah badan yang menyebut dirinya ‘pemerintahan sipil Israel’ di Tepi Barat telah mengeluarkan perintah penghancuran masjid itu dengan dalih fasilitas kaum Muslimin itu tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) dari badan tersebut. Berdasarkan keputusan itu, para pemukim Yahudi “menuntut” proses penghancuran masjid itu dipercepat.
Syeikh Ikrimah menyebut negara-negara Arab dan Muslim juga mempunyai tanggung jawab besar melindungi tempat-tempat suci umat Islam.
Sementara itu, Komite Al-Quds pada Kementrian Waqaf dan Urusan Agama di Gaza memperingatkan skema baru pemerintah Zionis Israel untuk meyahudikan seluruh Alun-alun Buraq.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari kemarin, Komite Al-Quds membeberkan rencana baru pemerintah Zionis Israel yang bermaksud membuat sebuah pintu masuk utama di bawah tanah yang akan menembus tembok barat Masjidil Aqsha.
Komite Al-Quds juga mengeluarkan peringatan bahwa pemerintah penjajah Zionis Israel yang menguasai kotapraja Al-Quds berencana menggali terowongan besar dari Silwan ke alun-alun Buraq yang akan mengubah demografi area itu dan melenyapkan bangunan-bangunan terpenting di komplek itu, yakni Masjidil Aqsha dan Kubah Al-Syakhrah.
Sementara itu, Liga Ulama Palestina menyerukan kepada penduduk Palestina di Tepi Barat untuk bangkit melawan kejahatan Israel dan melindungi tempat-tempat suci umat Islam dari bahaya besar yang mengancamnya.
Liga Ulama Palestina, sebagaimana dikutip Palestine Information Center (PIC), menyatakan Senin kemarin, 4 Oktober, serangan-serangan dan pembakaran terhadap masjid-masjid di Palestina adalah kejahatan terhadap Allah.
Para ulama menegaskan bahwa pemerintah penjajah Zionis Israel-lah yang telah memberikan lampu hijau kepada para pemukim Yahudi untuk menyerbu tempat-tempat suci umat Islam.
Para pemukim Yahudi yang melakukan serangan itu aman bersembunyi karena tidak adanya sikap yang jelas dari Otoritas Palestina (Otoritas Ramallah) yang menunjukkan bahwa PA dan Israel bersekongkol, tegas Liga Ulama itu.
Segerombolan pemukim Yahudi dini hari Senin kemarin membakar Masjid Al-Anbiya di Beit Fajjar, sebelah selatan Bait Al-Lahm (Bethlehem), dan mereka masih terus berusaha untuk membakar lebih banyak masjid lagi.
Di hari yang sama, ratusan pemukim Yahudi berkumpul di Nablus mendesak pemerintah setempat untuk menghancurkan Masjid Salman Al-Farisi yang menurut mereka tidak punya izin itu.
Ribuan warga Palestina dari berbagai desa di sekitar distrik tersebut berbondong-bondong menuju masjid dan membuat pagar betis guna menghalangi para pemukim Yahudi itu menyerang masjid.
Sebuah badan yang menyebut dirinya ‘pemerintahan sipil Israel’ di Tepi Barat telah mengeluarkan perintah penghancuran masjid itu dengan dalih fasilitas kaum Muslimin itu tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) dari badan tersebut. Berdasarkan keputusan itu, para pemukim Yahudi “menuntut” proses penghancuran masjid itu dipercepat.
*Sumber:www.republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)