Menjelang lebaran warga di Kota Sungai Penuh diminta mewaspadai ayam yang terkena flu burung. Hal ini karena Dinas Peternakan Kabupaten Kerinci menemukan 23 ayam yang telah positif terjangkit virus flu burung.
Ayam-ayam yang terpapar flu burung tersebut diketahui milik warga Dusun Sungai Akar Desa Pelayang Raya, Kota Sungai Penuh. Untuk mengantisipasi meluasnya kasus penemuan flu burung, Dinas Peternakan Kabupaten Kerinci memusnahkan bangkai ayam dengan cara dibakar, Rabu (1/9).
Penemuan ayam yang positif flu burung di Kota Sungai Penuh ini menjadi peringatan bagi masyarakat luas. Dikhawatirkan terdapat juga ayam yang telah terpapar flu burung dan lepas kontrol dan pengamatan petugas kemudian dijual oleh warga lain ke pasar untuk dikonsumsi.
"Dimusnahkannya 23 ekor ayam tersebut, karena dipastikan terjangkit virus flu burung. Dari lima ekor ayam yang mati mendadak, dua diantaranya diambil menjadi sampel penelitian. Hasilnya ternyata positif flu burung,” ujar Koordinator PSDR Dinas Peternakan Kabupaten Kerinci, Alfian, kepada Tribun, Rabu (1/9) kemarin.
Menurut Alfian, kasus tersebut pertama kali diketahui setelah adanya warga yang melaporkan ternak ayam mereka mati secara mendadak. Usai menerima laporan, empat orang petugas langsung turun untuk melakukan pengecekan di lapangan.
Usai dilakukan pengecekan di lapangan, petugas langsung melakukan pemusnahan, dengan cara dibakar dan dikuburkan ke dalam tanah. Setelah itu, langsung dilanjutkan dengan penyemprotan, agar virus tidak menyebar ke tempat lain,” katanya.
Selain ayam milik Tintin Sumarni, masih ada ayam lain milik warga yang ikut terjangkit virus flu burung. Sampai saat ini kita masih menunggu perkembangan dari warga sekitar. Jika ayam mereka juga mati mendadak, maka akan segera dilakukan pemusnahan massal,” jelasnya lagi.
Adanya kasus flu burung tersebut, juga diakui oleh Kepala Bidang Peternakan dana Perikanan, Dinas Kehutanan, Pertanian, dan Peternakan, Kota Sungai Penuh, Armadi. Menurutnya, lokasi merebaknya flu burung tersebut, sudah disterilkan petugas dengan cairan glutamol dan destan.
Kasus ini pertama kali diketahui hari selasa, setelah adanya warga yang melaporkan ayam mereka mati mendadak. Sampai saat ini, petugas masih menunggu hasil penelitian sampel ke Bukit Tinggi,” tegasnya.
Sebelumnya warga di Desa Sungai Tutung Kecamatan Air Hangat Timur juga menemukan ratusan ayam yang mati mendadak. Kemudian ayam-ayam tersebut dibuang ke tempat sampah di desa setempat. Namun pihak PSDR Dinas Peternakan tidak berhasil memastikan apakah ayam ayam tersebut mati karena flu burung dengan alasan sampel sudah tidak ada.
Penemuan ayam yang positif flu burung di Kota Sungai Penuh ini menjadi peringatan bagi masyarakat luas. Dikhawatirkan terdapat juga ayam yang telah terpapar flu burung dan lepas kontrol dan pengamatan petugas kemudian dijual oleh warga lain ke pasar untuk dikonsumsi.
"Dimusnahkannya 23 ekor ayam tersebut, karena dipastikan terjangkit virus flu burung. Dari lima ekor ayam yang mati mendadak, dua diantaranya diambil menjadi sampel penelitian. Hasilnya ternyata positif flu burung,” ujar Koordinator PSDR Dinas Peternakan Kabupaten Kerinci, Alfian, kepada Tribun, Rabu (1/9) kemarin.
Menurut Alfian, kasus tersebut pertama kali diketahui setelah adanya warga yang melaporkan ternak ayam mereka mati secara mendadak. Usai menerima laporan, empat orang petugas langsung turun untuk melakukan pengecekan di lapangan.
Usai dilakukan pengecekan di lapangan, petugas langsung melakukan pemusnahan, dengan cara dibakar dan dikuburkan ke dalam tanah. Setelah itu, langsung dilanjutkan dengan penyemprotan, agar virus tidak menyebar ke tempat lain,” katanya.
Selain ayam milik Tintin Sumarni, masih ada ayam lain milik warga yang ikut terjangkit virus flu burung. Sampai saat ini kita masih menunggu perkembangan dari warga sekitar. Jika ayam mereka juga mati mendadak, maka akan segera dilakukan pemusnahan massal,” jelasnya lagi.
Adanya kasus flu burung tersebut, juga diakui oleh Kepala Bidang Peternakan dana Perikanan, Dinas Kehutanan, Pertanian, dan Peternakan, Kota Sungai Penuh, Armadi. Menurutnya, lokasi merebaknya flu burung tersebut, sudah disterilkan petugas dengan cairan glutamol dan destan.
Kasus ini pertama kali diketahui hari selasa, setelah adanya warga yang melaporkan ayam mereka mati mendadak. Sampai saat ini, petugas masih menunggu hasil penelitian sampel ke Bukit Tinggi,” tegasnya.
Sebelumnya warga di Desa Sungai Tutung Kecamatan Air Hangat Timur juga menemukan ratusan ayam yang mati mendadak. Kemudian ayam-ayam tersebut dibuang ke tempat sampah di desa setempat. Namun pihak PSDR Dinas Peternakan tidak berhasil memastikan apakah ayam ayam tersebut mati karena flu burung dengan alasan sampel sudah tidak ada.
*Sumber : www.tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)