TANJABTIM,JAMBI - Zumi Zola Bupati Tanjab Timur


Pasangan Zumi Zola-Ambo Tang hampir dipastikan bakal memimpin Tanjab Timur lima tahun ke depan. Berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) Desk Pemilukada Pemkab Tanjab Timur dan DPD II Partai Golkar Kabupaten Tanjab Timur, raihan suara keduanya pada Pemilukada Tanjab Timur, kemarin (10/2), jauh meninggalkan dua pasangan pesaingnya. Hasil Quick Count Desk Pemilukada Tanjab Timur, pasangan nomor urut 3 yang diusung PAN, PDIP, PDK, PB dan PKBP itu meraih 57.415 suara atau (48,12%) dari total suara yang masuk 119.305, atau 76,80% dari 155.353 DPT Tanjab Timur. 

Sementara dua pesaingnya, masing-masing Juber-Isroni, nomor urut 2 meraih 48.510 suara (40,66%) dan nomor urut 1, Saipuddin-Kaharuddin 13.380 suara (11,22%).
Masih berdasarkan Quick Count Desk Pemilukada Tanjab Barat, secara umum Zumi Zola-Ambo Tang unggul dari dua pesaingnya di semua kecamatan. Selisih raihan suara pasangan nomor urut 3 ini dengan nomor urut 2 sekitar 8.905 suara.

Zumi-Zola-Ambo Tang hanya kalah tipis dari pasangan Juber-Isroni di Kecamatan Dendang dan Berbak. Sementara di sembilan kecamatan lainnya, mereka meraih suara terbanyak. Yakni di Muara Sabak Timur, Sabak Barat, Sadu, Mendahara Ulu, Mendahara, Rantau Rasau, Kuala Jambi, Geragai, dan di Nipah Panjang. 

Sementara itu, hasil Quick Count DPD II Golkar Tanjab Timur, pasangan Zumi Zola-Ambo Tang juga unggul. Dari data sementara, pukul 20.15, pasangan nomor urut 3 itu meraih 43.132 suara. Disusul Juber-Isroni, 37.837 dan pasangan Saipuddin-Kaharuddin 10.739 suara. Perolehan suara ini dihitung dari suara yang masuk 91.708 dari jumlah DPT 155.353.

Data perhitungan cepat lainnya yang diterima Jambi Independent, juga menunjukkan keunggulan Zumi Zola-Ambo Tang, yakni 57.400 suara. Disusul pasangan Juber-Isroni 48.244 suara, dan Saipuddin-Kaharuddin 13.366 suara. Total suara yang masuk 119.010 suara. 

Ditemui usai pencoblosan, Zumi Zola yang didampingi orang tuanya, mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, mengaku sangat bersyukur. Hasil dari penghitungan cepat (quick count), dia bersama Ambo Tang mengungguli dua kandidat lainnya.

”Saya senang dengan hasil sementara ini. Ini berarti saya bisa menjalankan program yang saya rancang untuk pembangunan dan perkembangan, serta perbaikan buat Tanjab Timur ke depan. Dan pilihan ini adalah pilihan rakyat,” katanya sembari tersenyum. 

Zulkifli Nurdin yang ada saat itu, juga mengatakan bahwa dirinya tidak akan banyak memberikan masukan maupun pendapat selama putranya memimpin Tanjabtim. “Saya rasa dia sudah cukup mampu dan dewasa memimpin Tanjabtim. Jadi saya tidak akan banyak ikut campur dengan tugas-tugas yang dijalankannya. Mungkin seperlunya saja jika memang dibutuhkan memberi pandangan,” katanya.

Zumi juga mengatakan, jika memang ada kemungkinan kandidat yang akan menempuh jalur hukum (menggugat ke Mahkamah Konstitusi) terkait hasil pemilukada, dia bersama tim suksesnya telah menyiapkan tim advokasi dan juga siap mengikuti aturan yang ada. “Ya, kita mengikuti jalur yang telah ditetapkan saja, sesuai dengan peraturan yang ada,” ujarnya.

Terpisah, M Juber, saat ditemui di kediamannya usai pencoblosan mengatakan, siap menerima apapun hasil pemilukada nanti. Dia mengaku belum berpikir melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. “Kita ikuti saja proses ini setahap demi setahap,” katanya. 

Soal hasil penghitungan sementara yang mengunggulkan pasangan Zumi Zola-Ambo Tang, Wakil Bupati Tanjab Timur ini mengatakan, akan memberikan pengertian kepada tim suksesnya. Dia mengaku siap menerima kekalahan dan tetap berlapang dada jika kemenangan tidak berpihak kepadanya. “Jika memang tidak terpilih sebagai bupati, saya akan kembali ke daerah asal. 

Walapun itu kenyataan pahit. Mau tidak mau saya harus kembali ke masyarakat dan berkecimpung kembali dengan masyarakat,” katanya kepada sejumlah wartawan usai pencoblosan di temui di rumahnya, kemarin. 

”Sulit untuk memisahkan diri dari masyarakat di Kabupaten Tanjabtim ini. Karena saya besar di sini dan keluarga besar saya pun berasal dari sini. Ya artinya saya harus kembali ke daerah asal saya (Tanjabtim, Red),” tambahnya, lagi. Sebelum terjun ke dunia politik ini, M Juber adalah seorang swasta murni. “Sepanjang masyarakat memang membutuhkan. Toh, kalau kenyataan memang itu yang terjadi, kenapa tidak,” ujarnya. Demikian disampaikan Juber saat disambangi sejumlah wartawan di kediaman rumah dinasnya, kemarin usai pulang dari TPS untuk menggunakan hak suaranya. 

Menurut Juber, siapa pun calon yang menang dalam pemilukada ini, berarti itulah pilihan yang diinginkan masyarakat Tanjab Timur untuk menjadi pemimpin daerah ini. Walaupun nantinya tidak terpilih sebagai bupati, namun perjuangan untuk membangun kabupaten ini tetap akan dijalankan. Karena upaya rencana pembangunan bukan hanya dari seorang bupati saja. Masyarakat pun juga dituntut untuk membantu pembangunan daerah. 

”Namun apabila saya yang terpilih sebagai kepala pemerintahan. Maka saya siap melaksanakan semua pekerjaan rumah (PR) yang tertunda maupun belum selesai dikerjakan, sesuai dengan visi dan misi yang telah disampaikan,” terangnya. 

Senada dengan Juber, H Saipuddin juga mengaku bisa menerima penghitungan cepat yang hasilnya menyatakan pasangan Zumi-Zola-Ambo Tang unggul. “Meskipun bersifat sementara, saya tetap menerima hasil penghitungan cepat itu. Karena, sebagaimana diketahui hasil pleno rekapitulasi KPUD nantinya merupakan acuan hasil final Pemilukada Tanjabtim yang menetapkan pemenang,” katanya.

Juber-Isroni Kalah di TPS Sendiri
Dua dari tiga pasangan kandidat yang bertarung pada Pemilukada Tanjung Jabung Timur, yakni Zumi Zola-Ambo Tang dan Saipuddin-Kaharuddin, menang telak di TPS tempatnya menggunakan hak suara. Pantauan Jambi Independent, kemarin (10/2), di TPS 5 Kelurahan Rano, Kecamatan Muara Sabak Barat, tempat dia mencoblos, Zumi Zola-Ambo Tang menang telak dengan perolehan 200 suara. Disusul Juber-Isroni 102 suara dan Saipuddin-Kaharuddin 11 suara.

Sementara itu, Saipuddin juga menang telak di TPS-nya sendiri, yakni TPS 3 Kelurahan Parit Culun 1 Kecamatan Muarasabak Barat. Di kandang sendiri, H Saipuddin-Kaharuddin meraih 268 suara. Disusul Zumi Zola Ambo Tang 132 suara dan Juber Isroni 52 suara. 

Berbeda dengan dua pesaingnya, Juber dan Isroni sama-sama kalah di kandang sendiri. Juber yang menggunakan hak pilihnya di TPS 3 Kelurahan Rano, Sabak Barat meraih 116 suara. Dia kalah dari Zumi Zola Ambo Tang yang meraih 134 suara. Sementara Saipuddin-Kaharuddin hanya kebagian 29 suara. 

Begitu juga dengan Isroni. Di TPS 4 Kelurahan Rano, Sabak Barat tempatnya mencoblos, pasangan nomor urut 2 ini meraih 132 suara. Jumlah tersebut kalah dari Zumi Zola- Ambo Tang yang meraih 146 suara. Sedangkan Saipuddin-Kaharuddin hanya meraih 29 suara. 

Juber mengatakan, dalam proses demokrasi ini tentu ada yang menang dan yang kalah. Apapun konsekuensinya, akan menerima dengan baik selama pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. “Yang menang kan hanya satu. Sebagai kandidat bupati kita melihat proses sudah berjalan, mulai dari sosialisasi, kampanye bahkan hari ini proses pencoblosan. Jadi kita bisa melihat siapa yang akan menang,” katanya.
“Sepanjang prosesnya berjalan dengan baik, sesuai dengan undang-undang yang berlaku kita harus terima, kenapa tidak kita harus legowo,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dibalik pelaksanaan pemilukada ini tentu adanya pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu kandidat. Pihaknya akan melakukan koreksi, mungkin juga dengan kandidat lainnya.

“Yang jelas saya secara pribadi siap melaksanakan pemilukada ini secara fair, apapun hasilnya,” tambahnya.

Panwaslu Temukan Money Politic
Usai pencoblosan Pemilukada Tanjab Timur, kemarin (10/2), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) menghimpun sejumlah temuan pelanggaran. Panwaslu mengaku menerima lima laporan pelanggaran dalam pelaksanaan pemilukada ini. 

“Lima yang sudah masuk ke panwas tingkat kabupaten sedang diproses. Ini di luar pelanggaran yang tujuh sebelumnya,” terang Ribut Suwarno, Ketua Panwaslu Tanjung Jabung Timur saat dikonfirmasi di sela-sela pelaksanaan pemilukada kemarin.

Menurutnya, pelanggaran yang dilaporkan dan ditemui panwas didominasi oleh kasus money politic (politik uang). “Kita belum bisa memastikan itu pelanggaran apa, karena masih dalam proses. Ada sebagian money politik, ada juga yang lain,” ujarnya.

Pelanggaran money politic yang sudah masuk ini, kata dia, terjadi seperti di daerah Lambur Luar, Kecamatan Muara Sabak Timur. “Ya, sebagian daerah itu ada, seperti di Lambur Luar itu tiga hari yang lalu. Kalau untuk pelanggaran ini baru laporan via SMS ponsel dan baru ditingkat kecamatan. Itu belum masuk laporan secara tertulis,” jelasnya.

“Pelanggaran itu sepertinya money politic dan juga ada unsur sengketa. Namun kita belum bisa mendapatkan identitasnya. Kita hanya mendapat laporan dari kecamatan, untuk sementara ini yang masuk mengarah ke kandidat yang nomor tiga,” tambahnya.

Namun menurutnya, pelanggaran ini tidak mempengaruhi perolehan suara kandidat yang bersangkutan. “Ini tidak mempengaruhi kepada kandidat yang bersangkutan. Kan diundang-undang berbunyi setiap orang, bukan mengarah kepada kandidat. Jadi di situ terlapornya siapa, orang itulah yang dikenai sanksi. Misalnya tim suksesnya, kan itu pelakunya,” sebutnya.

Begitu juga jika pelanggaran tersebut digugat oleh kandidat yang merasa kurang puas, hal ini bukan wewenang panwaslu. “Jika nanti ada gugatan, ini bukan wewenang kita. Itu urusan MK nanti,” pungkasnya.(*)

*jambi-independent.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)