Rencana pemerintah yang mau membatasi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada April mendatang bisa memicu volume penjualan mobil tahun ini turun sebesar 30 persen. Pemerintah seharusnya kembali mengkaji kebijakan pembatasan BBM bersubsidi itu agar tidak menimbulkan kontraproduktif terhadap perekonomian nasional.
Product Planning & Business Development Manager General Motor Autoworld Indonesia (GMAI) Harry Yanto memprediksi, pembatasan BBM itu bakal mempengaruhi penjualan mobil turun sebesar 30 persen di 2011.
”Pembatasan itu bisa turunkan penjualan ke angka 650 ribu unit. Sebab, namanya bahan bakar, kalau dinaikkan langsung berimbas pada kenaikan harga kebutuhan pokok, bahkan bisa memicu inflasi,” kata Harry kepada <I>Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Ia mencontohkan kenaikan harga BBM tahun 2005. Kenaikannya sangat mempengaruhi industri otomotif nasional saat itu. Volume penjualan mobil nasional anjlok sebesar 40 persen.
“Bila dibanding kondisi sekarang, harga pertamax saja sudah naik sekitar Rp 8 ribu atau dua kali lipat dari premium biasa. Ya, ini pasti dirasakan masyarakat. Apalagi, mobil pribadi nanti tidak bisa pakai premium lagi,” katanya.
Harry meminta pemerintah kembali mengkaji pembatasan BBM bersubsidi itu. Jangan sampai berdampak pada penjualan otomotif nasional yang sedang menggeliat.
“Kalau saya pribadi melihatnya, kebijakan pemerintah ini bakal diundur lagi. Apalagi, kalau sampai mempengaruhi industri otomotif,” ucapnya.
Pengamat otomotif Suhari Sargo menilai, pembatasan subsidi tersebut bakal mempengaruhi penjualan mobil secara tidak langsung. Artinya, dampaknya lebih dulu mempengaruhi harga kebutuhan pokok di pasar.
”Biasanya kan kenaikan harga BBM mempengaruhi kenaikan biaya transportasi lebih dulu. Selanjutnya, bahan kebutuhan pokok menyusul naik sehingga kondisi perekonomian nasional kurang baik. Imbasnya, permintaan mobil juga bakal turun,” jelas Suhari.
Ia berharap masyarakat menyikapi kebijakan pemerintah yang mau membatasi BBM bersubsidi itu. Contohnya, menghemat penggunaan BBM pada kendaaraan. “Ya, kurangi penggunaan mobil jika hanya untuk jalan-jalan saja. Gunakan mobil untuk urusan lebih penting saja,” saran Suhari.
Sebelumnya, Presiden Direktur Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Dharmawan mengingatkan, pemerintah harus melakukan persiapan matang dalam menerapkan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi itu. “Jangan sampai kebijakan itu malah membawa dampak kontraproduktif terhadap perekonomian nasional secara keseluruhan,” ujarnya.
“Hitung-hitungan dan pengawasannya harus benar-benar matang. Kemungkinan terjadi kebocoran harus benar-benar ditutup agar tidak menjadi kontraproduktif bagi perekonomian secara umum,” kata Johnny.
[RakyatMerdeka.co.id]
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)