Ratusan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terlantar di kolong jembatan Kandara, Jeddah, Arab Saudi, adalah sisi kelam bangsa. Fakta tersebut mencoreng nama pemerintah Indonesia. Menurut Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, dalam jumpa pers di Institut Hijau Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (15/2), Presiden bersikap mendua dalam menangani TKI terlantar dan evakuasi WNI dari Mesir.
Menurut Yudi, perbedaan penanganan pada sesama warga negara itu menunjukkan sikap kepemimpinan yang ambigu.
"Buruh migran, memberikan devisa kepada negara, tapi tak ada penjemputan khusus kepada mereka. Orang-orang kelas menengah menjadi pencitraan. TKI yang sebagian dari kampung, kok malah tidak ada penjemputan khusus dan pemulangan setelahnya? Ini tidak adil," katanya.
Yudi lalu menilai, apa yang dilakukan presiden dalam menyelesaikan kasus TKI di Arab ini sebagai upaya tambal sulam. Padahal, lanjut Yudi, mata dunia dan negara Islam melihat apa yang dilakukan SBY.
"Jangan tambal sulam. Di mata dunia dan negara Islam, kita paling dilecehkan. Cara presiden pimpin warganya tidak sungguh memperjuangkan martabat warganya," kata Yudi. [ald]
"Buruh migran, memberikan devisa kepada negara, tapi tak ada penjemputan khusus kepada mereka. Orang-orang kelas menengah menjadi pencitraan. TKI yang sebagian dari kampung, kok malah tidak ada penjemputan khusus dan pemulangan setelahnya? Ini tidak adil," katanya.
Yudi lalu menilai, apa yang dilakukan presiden dalam menyelesaikan kasus TKI di Arab ini sebagai upaya tambal sulam. Padahal, lanjut Yudi, mata dunia dan negara Islam melihat apa yang dilakukan SBY.
"Jangan tambal sulam. Di mata dunia dan negara Islam, kita paling dilecehkan. Cara presiden pimpin warganya tidak sungguh memperjuangkan martabat warganya," kata Yudi. [ald]
*rakyatmerdeka.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)