Saat RSUD Abdul Manap diresmikan 31 Desember 2008 lalu, warga berharap rumah sakit kota itu bisa memberi kontribusi positif kepada masyarakat, terutama masyarakat sekitar rumah sakit. Namun, RSUD tersebut malah menimbulkan masalah bagi warga. Limbah dari RSUD kini mengancam kesehatan warga sekitar.
“Kita minta agar RSUD memperbaiki pengolahan limbahnya. Karena kami menemukan ada limbah yang dibuang dalam lubang berukuran sekitar 1 X 1 meter. Apakah pembuangan limbah tersebut sudah sesuai prosedur,” ujarnya.
Dikatakan, pembangunan RSUD tersebut telah menelan biaya puluhan miliar rupiah, namun RSUD malah menciptakan masalah-masalah baru dan mengancam kehidupan masyarakat sekitar.
Selain itu, sejumlah fasilitas di RSUD sudah banyak yang rusak. Kerusakan tersebut diduga kuat akibat konstruksi bangunan yang tidak kuat, misalnya plafon jebol dan pagar tembok pembatas antara RSUD Kota Jambi dan salah satu perumahan di bagian belakang gedung rumah sakit rubuh. Tembok sepanjang 25 meter itu, sudah sejak setahun yang lalu rubuh. Hingga kini, tembok tersebut tidak diperbaiki.
“Kami minta Pemerintah Kota Jambi segera memperbaiki tembok tersebut. Selain itu, kami minta agar dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal) RSUD Abdul Manap ditinjau ulang,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) RSUD Abdul Manap Kota Jambi Darmawi mengatakan, jebolnya pagar rumah sakit disebabkan tidak kuatnya saluran air yang ada di bagian atap, sehingga ketika terjadi hujan deras air mengenai pagar.
“Kerusakan bukan semata-mata karena kesalahan konstruksi, tapi juga akibat alam. Mengingat anggaran terbatas, pihak rumah sakit telah berupaya melakukan perbaikan. Soal Amdal, RSUD Abdul Manap sudah lulus uji Amdal. Limbah secara periodik selalu diperiksa,” tandasnya.(ira)
*jambi-independent.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)