Para petani sawit di Kabupaten Batanghari menjerit. Ini karena tandan buah sawit (TBS) saat ini harganya turun drastis. Dari informasi yang berhasil dihimpun, harga TBS yang dijual petani kepada tengkulak saat ini hanya seharga Rp 1000 per kilogramnya, sementara di pabrik hanya menerima seharga Rp 1.250. Padahal sebelumnya, pabrik sempat membeli TBS kepada petani seharga Rp 1500 per kilogram.
Ini jelas membuat petani sawit menjerit karena pendapatan mereka menurun drastis. Nazhar, salah seorang petani sawit di Kecamatan Mersam mengakui hal itu. Dia mengeluhkan harga TBS yang menurun drastis itu. "Kalau sebelumnya harga TBS di pabrik Rp 1500 tapi sekarang sudah Rp 1250. Apalagi di tengkulak cuma mau ambil sawit seharga seribu rupiah," katanya.
Dia juga mengakui, penurunan ini terjadi sejak beberapa hari belakangan ini. "Tidak tahu apa penyebabnya. Yang jelas sudah terjadi beberapa hari ini. Terpaksa kita jual, kalau tidak mau makan apa," katanya. Dia juga mengaku menjual TBS tersebut kepada tengkulak karena TBS yang dijualnya hanya sedikit. "Terakhir saya jual kepada tengkulak cuma seribu rupiah, karena tanggung kalau mau dibawa ke perusahaan karena TBS saya cuma 9 pikul (900 kg, red). Dan itu terpaksa saya jual untuk memenuhi kebutuhan keluarga," sebutnya.
Dia berharap, dalam beberapa hari kedepan ini harga sawit kembali stabil hingga dia dan petani lainnya tidak mengeluh lagi. "Kita berharap cepat stabil lagi karena jika cuma seperti itu harganya, kita makan apa, belum lagi untuk anak sekolah," tandasnya.(jun)
Ini jelas membuat petani sawit menjerit karena pendapatan mereka menurun drastis. Nazhar, salah seorang petani sawit di Kecamatan Mersam mengakui hal itu. Dia mengeluhkan harga TBS yang menurun drastis itu. "Kalau sebelumnya harga TBS di pabrik Rp 1500 tapi sekarang sudah Rp 1250. Apalagi di tengkulak cuma mau ambil sawit seharga seribu rupiah," katanya.
Dia juga mengakui, penurunan ini terjadi sejak beberapa hari belakangan ini. "Tidak tahu apa penyebabnya. Yang jelas sudah terjadi beberapa hari ini. Terpaksa kita jual, kalau tidak mau makan apa," katanya. Dia juga mengaku menjual TBS tersebut kepada tengkulak karena TBS yang dijualnya hanya sedikit. "Terakhir saya jual kepada tengkulak cuma seribu rupiah, karena tanggung kalau mau dibawa ke perusahaan karena TBS saya cuma 9 pikul (900 kg, red). Dan itu terpaksa saya jual untuk memenuhi kebutuhan keluarga," sebutnya.
Dia berharap, dalam beberapa hari kedepan ini harga sawit kembali stabil hingga dia dan petani lainnya tidak mengeluh lagi. "Kita berharap cepat stabil lagi karena jika cuma seperti itu harganya, kita makan apa, belum lagi untuk anak sekolah," tandasnya.(jun)
*metrojambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)