Musibah datang beruntun ke masyarakat Kota Jambi. Pasca BBM langka, kini semen juga kembali langka. Pantauan koran ini di beberapa toko bangunan di Kota Jambi kemarin, semen sudah habis. Bahkan, yang tersedia hanya semen putih. ‘’Saya sudah mutar-mutar di sepuluh toko bahan bangunan, ternyata stok semen habis,’’ ucap salah seorang pembeli kepada koran ini.
Menurut salah seorang pedagang, Rohan memang stok semen ini sudah habis sejak dua minggu yang lalu.
”Semua semen nggak ada stok lagi,” kata pemilik toko bangunan Sinar Mas ini.
Dengan kosongnya stok barang, ia untuk sementara tidak menjual semen. Ia beralasan bila menjual semen harus berapa lagi mengambil keuntungan. Sebab harga semen juga naik. ”Berapa lagi saya mengambil keuntungan,” paparnya.
Selain semen padang biasanya ia memiliki stok semen dari Aceh maupun semen Holcim dari Jawa. Mengenai harga semen Padang, ia menjelaskan saat ini telah meroket hingga kisaran Rp 75 ribu/sak. ”Padahal sebelumnya hanya Rp 53 ribu/sak,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan salah seorang sumber terpercaya yang namanya tidak ingin disebutkan. Ia mengatakan, stok semen di toko tempatnya bekerja telah putus dari dua Minggu yang lalu. Ia mengungkapkan setiap harinya dari Padang, Sumatera Barat hanya bisa mengirimkan 200 sak semen dan paling banyak 250 sak semen.
”Belum lagi biaya satu sak semen Rp 10 ribu, jadi makain berat aja pengiriman semen,” urainya.
Direktur Perumahan NGK, Dodi juga mengeluhkan dengan langkanya stok semen ini. Akibatnya, katanya, harga semenpun melonjak. ”Sangat pengaruh sekali,” ujarnya.
Menurutnya, dengan naiknya harga semen, maka secara otomatis terjadi kenaikan pada biaya bahan baku produksi. Ia pun mengharapkan turun tangannya pemeintah untuk menuntaskan permasalahan ini.
Ia menambahkan, bukan saja semen Padang dan Baturaja yang langka dipasaran. Namun, semen merek Tiga Roda, Holcim dan Bosowapun juga langka. ”Semuanya langka hampir kosong stok semen,” jelasnya.
Tapi datangnya bulan ramadan tenyata mempunyai dampak positif dari usahanya. Karena para pekerja yang ia miliki banyak yang pulang ke kampung halaman masing-masing.
”Karena itu saya harap setelah lebaran semen sudah lancar kembali, kan mulai lagi pekerjaan pembangunan rumah,” pungkasnya
Kadis Perindag Haris HB melalui Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Filda Devriana, kemarin menyebutkan, menyebabkan langkanya semen Padang disebabkan telah diberlakukannya ketentuan tonase angkutan.
”Sudah ada Undang-Undang yang memberlakukannya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dengan adanya Undang-Undang ini maka aturan tonase angkutan sangat ketat. Sehingga truk-truk besar diberikan batasan untuk mengangkut tonase barang yang diangkutnya.
Bahkan tonase truk besar bisa dipindahkan ke truk-truk berukuran kecil untuk mengangkut barang-barangnya. Ini dengan harapan tonase bawaan truk sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan diberlakukannya ketentuan tonase angkutan, dan berdampak pada langkanya semen. Sehingga menyebabkan mulai naiknya harga semen di Jambi. Sebagi antisipasi, pihak Dipserindag Jambi mulai berkoordinasi dengan semen Batu Raja yakni semen dari Sumatera Selatan.
”Karena selama ini, mayoritas semen Jambi berasal dari Sumatera Barat,” tandanya.
Ia tidak membantah semua pasokan semen Jambi berasal dari luar daerah.
Seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Jawa. ”Kan di Jambi tidka punya pabrik semen seperti daerah penghasil semen lain,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, dengan adanya batasan tonase memiliki nilai positif bagi perkembangan kondisi jalan di Jambi. Karena jalan-jalan di Jambi tidak lagi dilalui kendaraan dengan beban berat.
”Jadi jalan tidak hancur, jadi bisa diikuti provinsi lain dan juga perusahaan lain seperti batu barat dan sawit,” paparnya.
(yos)
*jambiekpres.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)