Jangan terlalu cepat percaya semua hal yang disajikan di dunia maya, jika tidak ingin kena tipu. Contohnya adalah gambar pengumuman dari restoran cepat saji McDonalds di Amerika Serikat yang ternyata cuma hoax alias tipuan belaka. Gambar yang tersebar di antara para pemilik akun Twitter itu menampilkan secarik kertas yang ditempel dengan selotip di depan restoran McDonalds.
Dalam pengumuman tersebut tertulis kata-kata, "Sebagai langkah baru menyusul banyaknya perampokan akhir-akhir ini, pelanggan keturunan Afrika-Amerika mulai saat ini diharuskan membayar biaya tambahan US$1,50 per transaksi."
Di bagian bawah kertas tersebut terdapat lambang McDonalds, lengkap dengan nomor telepon layanan pelanggan. Sayangnya, nomor tersebut tersambung ke nomor restoran saingan McDonalds, yaitu YUM!.
Menurut laman Foxnews, Senin, 13 Juni 2011, gambar ini dapat disaksikan dengan memasukkan hashtag #seriouslymcdonalds. Namun, saat ini gambar tersebut telah dicabut oleh pihak Twitter. Tidak disebutkan siapa yang menyebarkan gambar itu di internet.
Pihak McDonalds membantah keras penyebaran gambar itu. "Sangat tidak masuk akal, hoax yang tidak bertanggungjawa yang dibuat oleh para berandalan," ujar juru bicara McDonalds, Heidi Barker.
Barker mengatakan bahwa tulisan tersebut sangat tidak mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh McDonalds. "Keragaman telah mengakar di kebudayaan kita, berlaku bagi semua pelanggan," ujar Barker.
Di bagian bawah kertas tersebut terdapat lambang McDonalds, lengkap dengan nomor telepon layanan pelanggan. Sayangnya, nomor tersebut tersambung ke nomor restoran saingan McDonalds, yaitu YUM!.
Menurut laman Foxnews, Senin, 13 Juni 2011, gambar ini dapat disaksikan dengan memasukkan hashtag #seriouslymcdonalds. Namun, saat ini gambar tersebut telah dicabut oleh pihak Twitter. Tidak disebutkan siapa yang menyebarkan gambar itu di internet.
Pihak McDonalds membantah keras penyebaran gambar itu. "Sangat tidak masuk akal, hoax yang tidak bertanggungjawa yang dibuat oleh para berandalan," ujar juru bicara McDonalds, Heidi Barker.
Barker mengatakan bahwa tulisan tersebut sangat tidak mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh McDonalds. "Keragaman telah mengakar di kebudayaan kita, berlaku bagi semua pelanggan," ujar Barker.
*vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)