Situs percandian Muaro Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, diperjuangkan agar menjadi warisan dunia. Gubernur Jambi Hasan Basri Agus di Jambi, Senin (2/5/2011), mengatakan, dari hasil penelitian berbagai pihak, situs Muaro Jambi dahulu merupakan pusat pendidikan umat Buddha di puncak kejayaannya pada abad VII dan VIII.
"Hasil penelitian arkeologi juga menemukan kesamaan batu bata yang ada dengan pusat percandian agama Buddha di India," katanya.
Lewat berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional, keberadaan situs percandian Muaro Jambi itu terus ditampilkan agar bisa menjadi warisan dunia.
Pada 2012, Provinsi Jambi yang masuk sebagai salah satu nomine provinsi tempat pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) juga akan menggelar seminar situs percandian Muaro Jambi.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, yang diharapkan hadir pada HPN 2012 nanti, diharapkan mampu memperjuangkan dan mengantarkan situs tersebut menjadi warisan dunia.
Masyarakat Peduli Candi Muarojambi (The Society of Muarojambi Temple/The SOMT) juga terus memperjuangkan agar situs candi Muaro Jambi dapat dikenal sekaligus menjadi warisan dunia.
"The SOMT terus memperjuangkan candi Muaro Jambi agar bisa dikenal di mancanegara melalui berbagai kegiatan dan publikasi serta mengupayakan sampai ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO)," kata salah seorang pengurus The SOMT, M Romy.
Masyarakat Peduli Candi Muarojambi sudah melakukan kegiatan pengenalan situs candi tersebut sejak satu tahun lalu melalui program terencana.
The SOMT juga telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan provinsi melalui dinas kebudayaan dan pariwisata setempat untuk bersama-sama memperjuangkan candi Muaro Jambi agar bisa lebih dikenal dunia dan diakui sebagai salah satu warisan dunia.
Kegiatan yang telah dilakukan di antaranya menjalin kerja sama dengan Pemerintah India, khususnya wilayah Nelanda yang memiliki kesamaan, sebab di sana ada prasasti tentang ajaran agama Buddha yang juga terdapat di situs candi Muaro Jambi.
Kerja sama tersebut sudah berjalan. Kedua belah pihak sudah saling mengunjungi negara masing-masing, termasuk ke Nelanda.
Di kawasan situs percandian Muaro Jambi terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedaton, dan Candi Koto Mahligai. Dilihat dari arsitekturnya, bangunan tersebut merupakan peninggalan kebudayaan Buddha pada abad IV dan V Masehi.
Di kompleks percandian Muaro Jambi juga terdapat Candi Kembar Batu. Letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisi. Di sana juga pernah ditemukan Gong Cina oleh para arkeolog.
Sampai awal abad XXI, di situs percandian Muaro Jambi telah teridentifikasi lebih kurang 110 bangunan candi yang terdiri dari 39 kelompok candi.
Bangunan candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Melayu hingga Kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan Melayu Buddhis. Diperkirakan candi-candi tersebut mulai dibangun sejak abad IV. Salah satu di antara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.
Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Arurora Tambunan juga menjanjikan akan menggelontorkan bantuan untuk pengembangan situs candi Muaro Jambi.
"Kami akan mengupayakan bantuan dana untuk mengembangkan situs candi Muaro Jambi, karena situs candi itu merupakan potensi yang harus dikembangkan sebagai cagar budaya Jambi," kata Arurora Tambunan saat berkunjung ke Jambi, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, situs candi Muaro Jambi merupakan harta yang tak ternilai. Di situs percandian Muaro Jambi, yang panjangnya mencapai 7,5 kilometer, berdiri begitu banyak candi.
Gubernur Jambi diminta mengembangkan daerah tersebut sebagai kekayaan yang dapat mendatangkan wisatawan.
Hal senada diutarakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Didy Wurjanto, yang berjanji mengembangkan situs percandian Muaro Jambi dan menarik minat wisatawan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan membuat paket wisata melalui jalur Sungai Batanghari menuju kompleks candi Muaro Jambi, yang dilengkapi dengan wisata budaya dan kuliner Kabupaten Muaro Jambi.
Bantuan pengembangan candi Muaro Jambi tak hanya diberikan oleh Dirjen Sejarah dan Purbakala. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga akan mengupayakan bantuan pengembangan situs candi Muaro Jambi meski sudah dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Lokasi situs terbentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang tepian aliran Sungai Batanghari. Di beberapa titik tepian Sungai Batanghari terdapat kanal-kanal kuno atau sungai buatan yang menghubungkan Sungai Batanghari dengan kawasan situs.
Melalui kanal kuno yang melingkari kawasan situs inilah pada masa lalu deretan kompleks bangunan candi dapat dicapai lokasinya. Di situs percandian Muaro Jambi seluas 2.062 hektar, telah ditemukan sedikitnya 82 reruntuhan bangunan kuno yang terbuat dari struktur bata.
Di antara bangunan kuno di candi Muaro Jambi, sebanyak tujuh bangunan candi telah dilakukan penanganan pelestarian secara intensif. Selebihnya masih berupa reruntuhan bangunan kuno yang tertutup vegetasi hutan primer dan sekunder, serta lahan kebun rakyat.
Ketujuh kompleks bangunan candi itu adalah Candi Gumpung, Candi Tinggi I, Candi Tinggi II, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I dan Gedong II, serta Candi Kedaton.
Di samping itu, beberapa bagian kanal kuno dan kolam-kolam kuno telah dilakukan normalisasi, yang semula tertutup vegetasi tanaman air saat ini telah dibersihkan, seperti Kanal Kuno Sungai Jambi dan Kolam Telago Rajo.
*kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)