Kepala badan hak asasi manusia PBB meminta pembunuhan di Suriah segera diakhiri. Badan duniai itu mengecam ketidakpedulian pasukan keamanan negara itu terhadap hak hidup manusia. "Pemerintah memiliki kewajiban legal internasional untuk melindungi demonstran damai dan hak untuk demonstrasi damai," kata Komisaris Tinggi HAM Navi Pillay dalam satu pernyataannya seperti dikutip AFP, Senin (25/4).
"Langkah pertama sekarang adalah untuk menghentikan dengan segera penggunaan kekerasan," ujarnya. Ia meminta diakhirinya penggunaan amunisi tajam oleh pasukam keamanan terhadap demonstran damai.
Permintaan Pillay itu dibuat ketika ribuan tentara Suriah yang didukung sejumlah tank melancarkan serangan di kota bergolak Daraa dan Douma dan menembak secara serampangan serta meninggalkan mayat begitu saja di jalanan, kata beberapa saksi
Suriah telah menindak keras demonstrasi anti-pemerintah di negara itu dengan menewaskan lebih dari 135 orang dan menangkap sejumlah orang lain sejak Jumat, kata para aktivis HAM dan saksi.
Tindakan keras itu dilakukan meskipun Presiden Bashar al-Assad telah menandatangani surat keputusan untuk mengakhiri keadaan darurat yang diterarpkan Partai Baath ketika mereka merebut kekuasaan pada 1963, guna menenteramkan demonstrasi prodemokrasi yang telah berlangsung lebih dari sebulan.
Pillay menuntut tanggapan pemerintah Suriah soal demonstrasi yang tak menentu itu.
"Hanya beberapa hari setelah pengumuman mengenai pembaruan meluas dan penting, kami melihat ketidakpedulian pada hidup manusia oleh pasukan keamanan Suriah," katanya.
"Langkah pertama sekarang adalah untuk menghentikan dengan segera penggunaan kekerasan," ujarnya. Ia meminta diakhirinya penggunaan amunisi tajam oleh pasukam keamanan terhadap demonstran damai.
Permintaan Pillay itu dibuat ketika ribuan tentara Suriah yang didukung sejumlah tank melancarkan serangan di kota bergolak Daraa dan Douma dan menembak secara serampangan serta meninggalkan mayat begitu saja di jalanan, kata beberapa saksi
Suriah telah menindak keras demonstrasi anti-pemerintah di negara itu dengan menewaskan lebih dari 135 orang dan menangkap sejumlah orang lain sejak Jumat, kata para aktivis HAM dan saksi.
Tindakan keras itu dilakukan meskipun Presiden Bashar al-Assad telah menandatangani surat keputusan untuk mengakhiri keadaan darurat yang diterarpkan Partai Baath ketika mereka merebut kekuasaan pada 1963, guna menenteramkan demonstrasi prodemokrasi yang telah berlangsung lebih dari sebulan.
Pillay menuntut tanggapan pemerintah Suriah soal demonstrasi yang tak menentu itu.
"Hanya beberapa hari setelah pengumuman mengenai pembaruan meluas dan penting, kami melihat ketidakpedulian pada hidup manusia oleh pasukan keamanan Suriah," katanya.
*republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)