Tak hanya tuduhan tentang penyalahgunaan kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan korupsi politik yang diungkap WikiLeaks, konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri pun menjadi catatan mereka. Dikutip dari asiasentinel.com yang menampilkan berita di harian The Age, Kedutaan Besar Amerika Serikat terus memantau kondisi politik ekonomi Indonesia selama 10 tahun era reformasi. Pada laporan Januari 2010, diplomat AS menilai reformasi ini menciptakan kestabilan demokrasi dan meningkatnya kepercayaan pada pemerintah.
Indonesia dinilai sukses melaksanakan pemilihan umum yang bebas dan adil. Indonesia juga dinilai sukses melewati krisis global dan menangani ancaman keamanan dalam negeri.
Namun, diplomat Amerika mencatat sejumlah skandal politik pada 2009 sampai 2010 yang merusak citra kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satunya adalah konflik berkepanjangan antara dua lembaga penegak hukum, KPK dan Polri.
"Konflik Polri dan KPK telah merusak kepercayaan publik atas kampanye anti-korupsi yang digembar-gemborkan Pemerintah RI."
Konflik KPK dan Polri populer dengan istilah 'Cicak vs Buaya' yang dilontarkan pertama kali oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri saat itu, Komjen Pol. Susno Duadji. Konflik ini juga diwarnai penahanan dua pimpinan KPK Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad Rianto
Diplomat AS melaporkan berbagai kasus ini menyebabkan popularitas SBY semakin merosot.
Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha menegaskan berita yang dimuat dua media Australia itu sebagai berita sampah. Menurut Julian, berita itu tidak akurat. atas tuduhan menyalahgunakan kewenangan saat mengusut kasus korupsi.
"Sangat disesalkan sampai surat kabar seperti The Age dan Sydney Morning Herald menulis sesuatu tanpa melakukan cross check, verifikasi," dia menegaskan.
Julian juga menyoroti bahwa nama-nama yang disebutkan dalam pemberitaan tersebut tidak diberi ruang untuk menjelaskan. Apalagi, kata Julian, dua koran tersebut merujuk semata pada WikiLeaks. "Patut disesali, karena kita tahu krediblitasnya sangat tidak bisa dipegang." (kd)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)