Gempa 9 Skala Richter yang memicu gelombang 'dinding air' tsunami di Jepang diyakini telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang. Tak cuma itu, Tsunami juga telah membuat sejumlah desa dan kota kecil di dekat pusat gempa, Sendai, Prefektur (setingkat provinsi) Miyagi, seolah tinggal nama di peta.
Tiga hari setelah gempa dahsyat 11 Maret lalu, wartawan CBS News, Ben Tracy, mendatangi Natori, sebuah kota pertanian kecil di kawasan Sendai. Dan dia melihat betapa kota kecil ini tinggal puing-puing, seperti tempat sampah raksasa. Kota ini juga sudah kosong melompong. Sekitar 74 ribu warga yang sebagian besar adalah petani, ada yang mengevakuasi diri, banyak juga yang hilang dan tewas.
Ketika masuk ke pedesaan ini, Tracy menyaksikan beberapa titik api masih menyala. Reruntuhan bangunan berserakan dimana-mana. Mobil-mobil darurat adalah satu-satunya jenis kendaraan yang melintas di jalan dan seorang lelaki adalah satu-satunya manusia yang bertahan hidup di situ.
Tiga hari setelah gempa dahsyat 11 Maret lalu, wartawan CBS News, Ben Tracy, mendatangi Natori, sebuah kota pertanian kecil di kawasan Sendai. Dan dia melihat betapa kota kecil ini tinggal puing-puing, seperti tempat sampah raksasa. Kota ini juga sudah kosong melompong. Sekitar 74 ribu warga yang sebagian besar adalah petani, ada yang mengevakuasi diri, banyak juga yang hilang dan tewas.
Ketika masuk ke pedesaan ini, Tracy menyaksikan beberapa titik api masih menyala. Reruntuhan bangunan berserakan dimana-mana. Mobil-mobil darurat adalah satu-satunya jenis kendaraan yang melintas di jalan dan seorang lelaki adalah satu-satunya manusia yang bertahan hidup di situ.
Semua menghilang. Begitu juga dengan tempat tinggal mereka, yang rata dengan tanah.
"Dulu di sini ada rumah-rumah. Sekarang, semua lenyap," kata orang itu. "Lenyap, tak ada apa-apa lagi."
Sopir si wartawan CBS, Ikuo Hirai, membawa mobil melintasi jalan yang dulu biasa dia lalui saat membawa keluarganya bertamasya ke pantai. Dia seperti tak percaya pada apa yang dia lihat di sepanjang jalan.
Sopir si wartawan CBS, Ikuo Hirai, membawa mobil melintasi jalan yang dulu biasa dia lalui saat membawa keluarganya bertamasya ke pantai. Dia seperti tak percaya pada apa yang dia lihat di sepanjang jalan.
"Tsunami," kata dia.
Apa yang terjadi pada penduduk di sini saat tsunami datang menerjang?
"Mereka tidak dapat menyelamatkan diri," kata Hirai.
Tsunami seperti menyapu Natori hilang dari peta. Ratusan orang hilang, beberapa di antaranya dikhawatirkan telah tewas. Tidak ada lagi tanda kehidupan di kota ini.
Di jalan itu juga di Natori, belum lama ini para tentara mendengar informasi bahwa seseorang terkubur di reruntuhan. Orang itu adalah salah satu yang dilaporkan hilang. Mereka akhirnya menemukannya dan membawa jenazahnya ke rumah duka.
Tsunami seperti menyapu Natori hilang dari peta. Ratusan orang hilang, beberapa di antaranya dikhawatirkan telah tewas. Tidak ada lagi tanda kehidupan di kota ini.
Di jalan itu juga di Natori, belum lama ini para tentara mendengar informasi bahwa seseorang terkubur di reruntuhan. Orang itu adalah salah satu yang dilaporkan hilang. Mereka akhirnya menemukannya dan membawa jenazahnya ke rumah duka.
"Menyedihkan," kata Hirai.
Toh demikian, Hirai menyimpan keyakinannya bahwa suatu saat kota ini dapat dibangun kembali, meski mulai dari titik nol lagi. (kd)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)