INTERNASIONAL - NATO Gempur Libya, Internasional Terbelah

Agresi militer Amerika Serikat dan kawan-kawannya yang tergabungan dalam NATO (North Atlantic Treaty) mengakibatkan komunitas internasional terbelah.China menyesalkan serangan-serangan udara multinasional terhadap Libya, Sabtu (19/3). Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Jiang Yu menga­takan,  Beijing tidak mem­be­nar­kan penggunaan militer dalam hu­bungan internasional.

Dalam pernyataan yang di­posting di situs internet Deplu, “China telah mencatat per­kem­bangan-perkembangan terakhir di Libya dan menyatakan pe­nye­salan atas serangan-serangan militer di Libya itu,” kata per­nyataan itu.

Rusia juga mengeluarkan per­nyataan senada. Moskow me­nyerukan gencatan secepat mung­kin. Pernyataan China tidak menyebutkan gencatan senjata namun menandaskan, China menghormati kedaulatan, kemer­dekaan, persatuan dan integritas wilayah negara Afrika utara itu.

“Kami harapkan Libya bisa membenahi stabilitas secepat mungkin dan menghindari ja­tuhnya korban sipil selanjutnya berkaitan dengan meningkatnya konflik bersenjata itu,” katanya menambahkan.

Pasukan multinasional yang dipimpin oleh Prancis dan Inggris mulai membombardir Libya dengan rudal-rudal dari laut dan udara pada Sabtu, dengan dalih untuk menegakkan mandat zona larangan terbang PBB, serta melindungi para pemberontak dari pasukan pemimpin Libya Moamar Khadafi.

Agresi AS juga disesalkan Presiden Venezuela Hugo Cha­vez, yang memiliki hubungan dekat dengan Khadafi. Chaves mendesak agar dilakukan mediasi dan menyebut serangan militer Amerika Serikat, Prancis dan sekutunya hal yang menjijikkan.

“Lebih banyak kematian dan  perang. Mereka adalah ahli pe­rang,” sindir Chavez. “Ini hal yang tidak  bertanggung jawab. Di balik itu semua ada tangan Amerika Serikat dan sekutu Eropanya,” ujar Chavez geram.

Lebih lanjut lagi, Chavez me­nyatakan, tujuan AS dan kawan-kawan adalah minyak Libya dan tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada rakyat Libya.

“Mereka hanya ingin me­ram­pas minyak Libya. Kehidupan rakyat Libya tidaklah penting bagi mereka. Ini menyedihkan bahwa sekali lagi kebijakan gila perang kerajaan Yankee dan sekutunya diberlakukan. Ini juga menyedihkan karena PBB men­dukung perang ini, dan me­langgar prinsip dasarnya sendiri,” komentar sinis Chavez.

Demonstrasi mendesak AS dan kawan-kawan terdengar di se­luruh dunia, dari Asia Tenggara hingga Afrika. “Panel tingkat tinggi Uni Afrika untuk krisis Libya, Sabtu, menolak setiap bentuk intervensi militer asing di Libya. Hal itu disamnegara Afri­ka utara itu,” tegas Presiden Mauritania Ould Abdel Aziz.   [RM]

*rakyatmerdeka.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)