INTERNASIONAL - Banjir Australia Untungkan Batu Bara RI


Banjir yang melanda Queensland, Australia mengakibatkan beberapa tambang batu bara untuk suplai bahan bakar industri baja di Asia terpaksa berhenti beroperasi. Kondisi itu menyebabkan harga batu bara melonjak untuk sementara waktu.

"Banjir di Queensland mempengaruhi harga batu bara untuk sementara, karena banjir gila-gilaan di sana," kata Dirjen Mineral dan Batubara, Bambang Setiawan di Jakarta, Jumat 7 Januari 2011.

Bambang menjelaskan, kenaikan harga batu bara ini mempengaruhi kenaikan harga untuk komoditas batu bara lokal. Namun, menurut Bambang, situasi itu tidak berdampak signifikan bagi industri batu bara di Indonesia, karena ada faktor lain yang paling mempengaruhi harga batu bara, yaitu harga minyak dunia.

Sementara itu, Direktur Indonesia Coal Society, Singgih Widagdo, menjelaskan Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang yang ada terkait berhentinya produksi batu bara di Australia.

Singgih menjelaskan, ekspor batu bara ke Australia dapat dilakukan untuk memasok kebutuhan di daerah Atlantik.

"Dengan banjir itu, jelas pasar Indonesia akan masuk untuk memasok batu bara di Australia. Tinggal dilihat berapa besar yang tidak bisa dipenuhi oleh Australia," katanya.

Singgih menambahkan, walaupun dihadang cuaca ekstrem, produksi batu bara di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan hitungan pemerintah, produksi batu bara diperkirakan mencapai 320 juta ton.

Selain itu, dengan banyaknya izin usaha pertambangan (IUP) yang berjumlah ribuan, maka dapat menambah produksi 20-30 juta ton.

"Jadi, memang ini peluang buat Indonesia karena pasar batu bara dipasok oleh Indonesia dan Australia," katanya. (hs)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)