Pemadaman listrik bergilir yang terjadi di Kabupaten Tanjab Barat, Jambi sejak Sabtu pekan lalu masih terus berlangsung. Hingga Selasa (30/11) pemadaman setiap tiga jam masih dilakukan. Bila malam, saat listrik padam, Kota Kuala Tungkal berubah menjadi “kota mati”. Mencekam.
Pemadaman listrik membuat sejumlah pelaku usaha di Kuala Tungkal mengeluh. Pasalnya, para pengusaha yang terpaksa menggunakan mesin genset terpaksa mengeluarkan biaya yang lebih besar dari biasanya. “Kami lebih memilih tutup,” kata Nova, pemilik warnet di Jl Sudirman, Kuala Tungkal.
Hal serupa diungkapkan teknisi komputer, di Jl Parit Satu, Pak Cik. Sejak pemadaman terjadi pekerjaannya jadi amburadul. Sejumlah komputer rusak milik pelanggannya tidak bisa diperbaiki.
Pantauan infojambi.com, sejumlah hotel di Kuala Tungkal terpaksa menghidupkan mesin genset ketika listrik padam. Hal itu membuat biaya operasional hotel membengkak. “Dalam semalam kami bisa menghabiskan 20 liter bensin. Kalikan saja sendiri berapa biaya tambahan yang kami keluarkan setiap hari,” ujarnya.
Kepala PLN Ranting Kuala Tungkal, Rafiluddin, mengatakan pemadaman terjadi akibat kerusakan alat pengatur gas dari mesin turbin berdaya 4 MW. Saat ini pasokan daya diback-up oleh PLTD berdaya 1,8 MW, ditambah 2 MW dari satu mesin PLTG milik PT Tanjung Jabung Power (TJP) di Desa Terjun Jaya. “Kami belum bisa memastikan kondisi normal kembali,” kata Rafiluddin.
*infojambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)