Pelaksanaan eksekusi tanah di Pamekasan Madura Jawa Timur berubah ricuh. Suasana memanas dengan adanya dukungan ratusan warga memberikan dukungan pada Bu Tonah.
Satu peleton pasukan Brimob pun merangsek. Mereka siaga lengkap dengan senapan laras panjang dan tameng. Kemudian disusul dengan satu peleton anggota Polres yang bergerak maju mendekati rumah Bu Tonah.
Beberapa detik kemudian, sejumlah keluarga Bu Tonah keluar dari ruang dalam, membawa tumpukan batu seukuran kepalan tangan kemudian diletakkan di hadapan puluhan warga.
Pada saat sama, Siman yang semula duduk di teras, berlari ke halaman mendekati juru sita yang sedang membacakan penetapan eksekusi. Siman merebut lembar pengumuman itu dari tangan juru sita.
Tidak diketahui, siapa yang lebih dulu memulai. Hanya dalam hitungan detik, puluhan warga terlibat bentrok dengan polisi. Banyak batu beterbangan.
Setelah itu serta merta terdengar suara tembakan berkali-kali. Warga terus melempari petugas dengan batu, sebaliknya petugas kemudian membalasnya dengan beberapa kali tembakan.Hanya dalam hitungan beberapa menit, delapan warga ambruk terkena tembakan petugas. Ada yang tertembak di bawah kelopak mata, di paha, lengan maupun betis.
Dalam situasi chaos, Kasat Narkoba AKP Sarpan yang berpakaian preman berdiri di dekat pilar teras rumah Bu Tonah, tiba-tiba ambruk. Ia bersimpuh menahan sakit karena tertembak rekan sendiri, tepat di betis kanan. Begitu pula angota Satreskrim Brigadir Eko Darmawan, ambruk tertembak di paha kiri.
Mengetahui tembakan melumpuhkan beberapa korban, ratusan warga semburat melarikan diri menghindari kejaran petugas. Huliyah, yang lumpuh terpaksa digotong keluarganya dibawa ke luar rumah.
Beberapa petugas tetap maju berusaha mengosongkan paksa rumah yang ditempati Bu Tonah dan keluarganya itu. Sedang petugas lainnya berusaha mengejar beberapa warga yang diduga menjadi provokator. Hingga Rabu petang, suasana tegang masih terasa di lokasi.
Satu peleton pasukan Brimob pun merangsek. Mereka siaga lengkap dengan senapan laras panjang dan tameng. Kemudian disusul dengan satu peleton anggota Polres yang bergerak maju mendekati rumah Bu Tonah.
Beberapa detik kemudian, sejumlah keluarga Bu Tonah keluar dari ruang dalam, membawa tumpukan batu seukuran kepalan tangan kemudian diletakkan di hadapan puluhan warga.
Pada saat sama, Siman yang semula duduk di teras, berlari ke halaman mendekati juru sita yang sedang membacakan penetapan eksekusi. Siman merebut lembar pengumuman itu dari tangan juru sita.
Tidak diketahui, siapa yang lebih dulu memulai. Hanya dalam hitungan detik, puluhan warga terlibat bentrok dengan polisi. Banyak batu beterbangan.
Setelah itu serta merta terdengar suara tembakan berkali-kali. Warga terus melempari petugas dengan batu, sebaliknya petugas kemudian membalasnya dengan beberapa kali tembakan.Hanya dalam hitungan beberapa menit, delapan warga ambruk terkena tembakan petugas. Ada yang tertembak di bawah kelopak mata, di paha, lengan maupun betis.
Dalam situasi chaos, Kasat Narkoba AKP Sarpan yang berpakaian preman berdiri di dekat pilar teras rumah Bu Tonah, tiba-tiba ambruk. Ia bersimpuh menahan sakit karena tertembak rekan sendiri, tepat di betis kanan. Begitu pula angota Satreskrim Brigadir Eko Darmawan, ambruk tertembak di paha kiri.
Mengetahui tembakan melumpuhkan beberapa korban, ratusan warga semburat melarikan diri menghindari kejaran petugas. Huliyah, yang lumpuh terpaksa digotong keluarganya dibawa ke luar rumah.
Beberapa petugas tetap maju berusaha mengosongkan paksa rumah yang ditempati Bu Tonah dan keluarganya itu. Sedang petugas lainnya berusaha mengejar beberapa warga yang diduga menjadi provokator. Hingga Rabu petang, suasana tegang masih terasa di lokasi.
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)