JAMBI - Harga Beras Terus Naik


DALAM beberapa pekan terakhir, harga beras terus mengalami kenaikan. Rata-rata Rp 2.000 per karung dengan isi 20 kilogram untuk semua merek beras.
Kenaikan harga ini pun dikeluhkan warga. “Selama dua hari ini kami beli beras eceran Rp 8.000/liter,” ujar Ning (45), saat membeli beras di Pasar Angsoduo, kemarin (29/11). 

Biasanya, harga beras yang dibelinya Rp 6.000 hingga Rp 7.000.
Kenaikan harga beras ini meresahkannya. Apalagi, suaminya yang bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu. "Kalau tidak ada pekerjaan, kami harus berutang ke sana ke mari," ujarnya.

Begitu pula Titik (40), mengaku bingung dengan kenaikan harga beras. Janda miskin ini pun terpaksa mengurangi pembelian beras. "Biasanya, kami mampu membeli beras 10 kg, kini hanya 5 kg," ujarnya. Karenanya, dia berharap pemerintah dapat menstabilkan kembali harga beras sehingga warga miskin mampu membeli beras.

Julfi, pedagang beras di Pasar Angsoduo, mengatakan, harga beras memang terus mengalami kenaikan. Penyebabnya, pasokan beras tersendat akibat musim hujan sehingga petani tidak bisa menjemur padi. Sejumlah penggilingan padi juga tidak beroperasi karena musim hujan tersebut. “Sudah dari distributor harga beras itu naik, makanya harga jual menjadi tinggi,” ujarnya.

Dia menambahkan, hampir seluruh jenis beras mengalami kenaikan harga. Rata-rata Rp 2.000 per karung dengan isi 20 kilogram. Misalnya, beras Putri Palembang yang saat ini harganya Rp 159 ribu/karung, beras merek Anggur dan Mangga Rp 117 ribu/karung, beras King Rp 152 ribu/karung, dan beras merek Belido Rp 163 ribu/karung. “Kita hanya dapat untung Rp 1.000 hingga 2.000 rupiah per karung,” ujarnya.

Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi Sabirin, mengatakan, kenaikan dipicu beberapa faktor. Di antaranya, kondisi alam yang tidak baik, seperti banjir, paceklik, dan memasuki habisnya masa panen di akhir tahun, serta merebaknya hama. “Sudah biasa terjadi di akhir tahun. Sudah tidak ada lagi masa panen hinga Januari mendatang,” ujarnya.

Selain itu, pasokan beras dari Lampung dan Palembang berkurang karena lebih banyak didistribusikan ke Jakarta. “Ongkos angkutnya juga sudah naik,” ujarnya. Ongkos angkut untuk bongkar muat hingga gudang yang biasanya Rp 150 per karung kini menjadi Rp 300.

Dikatakan, saat ini jumlah pasokan beras sebanyak 450 ton. Pasokan tersebut masih cukup dengan 13 distibutor beras di Kota Jambi.

*jambi-independent.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)