Publik Israel makin pesimistis mengenai prospek perdamaian dengan Palestina, dengan 68 persen orang yang disurvei berpendapat bahwa gagasan dua negara untuk dua masyarakat tidak masuk akal dalam hidup mereka. Demikian satu jajak pendapat yang dipublikasikan pada Rabu.
Selain itu, 88 persen berpikir Amerika Serikat akan gagal dalam upaya untuk membawa kedua pihak menandatangani perjanjian dalam waktu setahun, ungkap survei yang dilakukan Israel Geokartographia Institut atas nama Hukum dan Media Center di Universitas Ariel, di Tepi Barat.
Survei tersebut juga mengungkapkan sementara publik Israel menyadari bahwa citra bermasalah negara Yahudi di dunia, mayoritas penduduknya tidak "bersedia membayar harga diplomatik dan politik" yang dibutuhkan untuk meningkatkan legitimasi dalam masyarakat internasional.
Sebagai contoh, 60 persen orang yang disurvei mengatakan mereka tidak mendukung penghargaan Tepi Barat Palestina karena hak-hak sipil membaik, sementara 70 persen mengatakan Israel tidak harus melupakan komitmen yang dibuat oleh rakyat Palestina di Oslo.
Hampir 60 persen orang yang berpartisipasi dalam survei ini mengatakan, Israel harus menerapkan kedaulatannya di Tepi Barat. Sementara itu 60,8 persen berpendapat memaksa Israel untuk bekerja sama dengan penyelidikan internasional atas kerusakan urusan armada Turki adalah hak negara untuk membela diri.
Rakyat Israel, menurut survei, juga menyadari implikasi terkandung dalam mengabaikan tuntutan internasional - 66 persen mengatakan bahwa boikot ekonomi yang paling berbahaya bagi kualitas kehidupan sehari-hari di negara ini, diikuti oleh boikot akademik, boikot budaya dan kaitan dengan boikot olahraga.
Selain itu, 88 persen berpikir Amerika Serikat akan gagal dalam upaya untuk membawa kedua pihak menandatangani perjanjian dalam waktu setahun, ungkap survei yang dilakukan Israel Geokartographia Institut atas nama Hukum dan Media Center di Universitas Ariel, di Tepi Barat.
Survei tersebut juga mengungkapkan sementara publik Israel menyadari bahwa citra bermasalah negara Yahudi di dunia, mayoritas penduduknya tidak "bersedia membayar harga diplomatik dan politik" yang dibutuhkan untuk meningkatkan legitimasi dalam masyarakat internasional.
Sebagai contoh, 60 persen orang yang disurvei mengatakan mereka tidak mendukung penghargaan Tepi Barat Palestina karena hak-hak sipil membaik, sementara 70 persen mengatakan Israel tidak harus melupakan komitmen yang dibuat oleh rakyat Palestina di Oslo.
Hampir 60 persen orang yang berpartisipasi dalam survei ini mengatakan, Israel harus menerapkan kedaulatannya di Tepi Barat. Sementara itu 60,8 persen berpendapat memaksa Israel untuk bekerja sama dengan penyelidikan internasional atas kerusakan urusan armada Turki adalah hak negara untuk membela diri.
Rakyat Israel, menurut survei, juga menyadari implikasi terkandung dalam mengabaikan tuntutan internasional - 66 persen mengatakan bahwa boikot ekonomi yang paling berbahaya bagi kualitas kehidupan sehari-hari di negara ini, diikuti oleh boikot akademik, boikot budaya dan kaitan dengan boikot olahraga.
*republika
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)