Aksi demo massa HMI Kota Jambi di halaman rumah dinas Walikota Jambi, Sabtu (30/10) berakhir ricuh. Para pendemo terlibat baku hantam dengan aparat kepolisian yang berjaga di depan gerbang.
Sekitar pukul 10.30 WIB, massa HMI yang berjumlah sekitar 20 orang mengendarai puluhan sepeda motor berdatangan ke rumah dinas Walikota Jambi. Mereka juga menyandera sebuah truk sebagai barang bukti adanya truk yang masuk jalan kota. Setelah berkumpul, kemudian mereka melakukan orasi di depan gerbang masuk rumah dinas Walikota Jambi.
Namun karena aparat kepolisian berjaga di depan gerbang, massa HMI hanya dapat berorasi di halaman luar. Tuntutan massa HMI yakni meminta pertanggung jawaban Walikota Jambi mengenai banyaknya truk yang hilir mudik melewati jalan kota. Sehingga lambat laun dapat merusak aspal jalan dan mengganggu kenyamanan pengendara bermotor.
Massa HMI yang sedang berorasi ditemui secara langsung oleh Asisten III bidang administrasi Setda Kota Jambi, Husin Kasim. Saat memberikan penjelasan pada massa HMI, beberapa petugas kepolisian ingin membawa sopir dan truknya ke Polreta Jambi. Massa HMI serta merta berlari dan mencegat agar truk tidak dibawa karena sebagai barang bukti. Bahkan beberapa mahasiswa nekat tidur di bawah truk dan berdiri di depan bemper truk.
Aksi baku pukul antara mahasiswa dengan aparat tak terelakkan lagi. Petugas kepolisian yang terpancing emosinya karena dipukul dengan tangan kosong mengejar beberapa mahasiswa. Mereka kembali terlibat aksi baku hantam di sepanjang Jalan Jaksa sekitar lima menit.Situasi kembali normal setelah petugas kepolisian lainnya melerai.
Ketua HMI Kota Jambi, Adidaya, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sweeping terhadap truk di Lingkar Barat kemarin, Jumat (29/10). Terdapat 30 truk yang terkena sweeping karena masuk jalan kota. Tapi oleh oknum aparat truk tersebut dilepaskan begitu saja dan hanya tersisa satu truk saja.Oleh karena itu, mereka membawa satu truk sebagai barang bukti saat melakukan aksi demo.
Dikatakannya, setelah terjadinya aksi bentrok tersebut enam mahasiswa yang terkena bogem mentah petugas kepolisian divisum di RSUD Raden Mattaher. Mereka tampak memar- memar di bagian kepala, wajah dan tubuhnya. Bahkan seorang mahasiswa atas nama Andri dari Fakultas Pertanian Universitas Batanghari harus menjalani rawat inap di RSUD Raden Mattaher.
Sementara, Asisten III bidang Administrasi Setda Kota Jambi, Husin Kasim, menjelaskan truk yang bertonase tinggi seperti truk CPO dan batubara tetap dilarang melalui jalan kota. Namun, truk pengangkut sembako dan kebutuhan masyarakat dapat melewati jalan kota.
Tentunya, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait yakni Satlantas Polresta Jambi untuk melakukan menjaga setiap jalan masuk menuju Kota Jambi.
Kendati demikian, tidak dipungkiri bahwa terdapat oknum-oknum yang hanya mencari keuntungan pribadi untuk melakukan pengawalan dan mengizinkan truk melewati jalan kota.
Sekitar pukul 10.30 WIB, massa HMI yang berjumlah sekitar 20 orang mengendarai puluhan sepeda motor berdatangan ke rumah dinas Walikota Jambi. Mereka juga menyandera sebuah truk sebagai barang bukti adanya truk yang masuk jalan kota. Setelah berkumpul, kemudian mereka melakukan orasi di depan gerbang masuk rumah dinas Walikota Jambi.
Namun karena aparat kepolisian berjaga di depan gerbang, massa HMI hanya dapat berorasi di halaman luar. Tuntutan massa HMI yakni meminta pertanggung jawaban Walikota Jambi mengenai banyaknya truk yang hilir mudik melewati jalan kota. Sehingga lambat laun dapat merusak aspal jalan dan mengganggu kenyamanan pengendara bermotor.
Massa HMI yang sedang berorasi ditemui secara langsung oleh Asisten III bidang administrasi Setda Kota Jambi, Husin Kasim. Saat memberikan penjelasan pada massa HMI, beberapa petugas kepolisian ingin membawa sopir dan truknya ke Polreta Jambi. Massa HMI serta merta berlari dan mencegat agar truk tidak dibawa karena sebagai barang bukti. Bahkan beberapa mahasiswa nekat tidur di bawah truk dan berdiri di depan bemper truk.
Aksi baku pukul antara mahasiswa dengan aparat tak terelakkan lagi. Petugas kepolisian yang terpancing emosinya karena dipukul dengan tangan kosong mengejar beberapa mahasiswa. Mereka kembali terlibat aksi baku hantam di sepanjang Jalan Jaksa sekitar lima menit.Situasi kembali normal setelah petugas kepolisian lainnya melerai.
Ketua HMI Kota Jambi, Adidaya, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sweeping terhadap truk di Lingkar Barat kemarin, Jumat (29/10). Terdapat 30 truk yang terkena sweeping karena masuk jalan kota. Tapi oleh oknum aparat truk tersebut dilepaskan begitu saja dan hanya tersisa satu truk saja.Oleh karena itu, mereka membawa satu truk sebagai barang bukti saat melakukan aksi demo.
Dikatakannya, setelah terjadinya aksi bentrok tersebut enam mahasiswa yang terkena bogem mentah petugas kepolisian divisum di RSUD Raden Mattaher. Mereka tampak memar- memar di bagian kepala, wajah dan tubuhnya. Bahkan seorang mahasiswa atas nama Andri dari Fakultas Pertanian Universitas Batanghari harus menjalani rawat inap di RSUD Raden Mattaher.
Sementara, Asisten III bidang Administrasi Setda Kota Jambi, Husin Kasim, menjelaskan truk yang bertonase tinggi seperti truk CPO dan batubara tetap dilarang melalui jalan kota. Namun, truk pengangkut sembako dan kebutuhan masyarakat dapat melewati jalan kota.
Tentunya, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait yakni Satlantas Polresta Jambi untuk melakukan menjaga setiap jalan masuk menuju Kota Jambi.
Kendati demikian, tidak dipungkiri bahwa terdapat oknum-oknum yang hanya mencari keuntungan pribadi untuk melakukan pengawalan dan mengizinkan truk melewati jalan kota.
*Sumber:tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)