NASIONAL - Calon Presiden Indonesia Dalam Teropong Amerika

Amerika terus membayangi panggung politik di negeri ini. Agar kepentingannya tidak terjegal, tampaknya penguasa negeri Paman Sam tak ingin orang-orang yang anti Amerika berkuasa di negeri ini. Bocoran kawat diplomat dari Kedubes Amerika untuk RI yang dirilis situs Wikileaks membuktikan hal itu. Setelah memuat dokumen rahasia Kedubes Amerika tentang anggota Kabinet RI yang pro Amerika, Wikileaks kembali memaparkan dokumen lain terkait pilpres (pemilihan presiden) 2014.


Situs whistleblower itu membocorkan dokumen Kedubes AS Jakarta berkode 10JAKARTA68, yang dibuat tanggal 19 Januari 2010 silam. Dokumen bertajuk 'Menatap Pemilu, Parpol di Indonesia Memilih Pemimpin Baru' itu dirilis Kamis (25/08/2011) lalu.
Rupanya pemerintah AS memantau betul siapa kira-kira yang akan menggantikan Presiden SBY. AS memperkirakan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie akan maju dalam Pilpres 2014.

"Sebagaimana Indonesia menggelar Pilkada pada 2010, Rajasa dan Bakrie akan mulai memposisikan diri mereka sebagai kandidat Presiden 2014," demikian analisa dalam kawat diplomatik itu. Disebutkan pula bahwa Kedubes AS akan memantau kongres-kongres partai politik besar di Indonesia. Karena di situlah akan muncul kandidat Pilpres 2014.

Sebelumnya, dalam dokumen lain yang dirilis Wikileaks di hari yang sama, kedutaan AS di Indonesia menyebut Hatta Rajasa sebagai menteri yang potensial untuk diajak bersekutu.

Namun, pernyataan itu dibantah oleh Anggota Dewan Pendiri PAN Abdul Hakam Naja. Ia menegaskan, Hatta  bukan sekutu AS. Kedekatan Hatta terhadap AS, kata Hakam, sama dengan kedekatannya dengan negara-negara lain. "Kedekatannya tidak hanya dengan Amerika tetapi juga China, Jepang, negara-negara timur tengah, Eropa dan sebagainya," katanya.

Terkait pantauan AS terhadap Hatta selaku calon presiden pada Pilpres 2014, menurut Hakam, bisa jadi pihak AS menilai kapasitasnya sebagai seorang Menteri Perekonomian, yang juga pernah menjadi menteri di kabinet sebelumnya. "Jadi, sudah punya jam terbang yang tinggi," ungkapnya.

Meski demikian, kata Hakam, PAN belum secara resmi menyiapkan Hatta sebagai Capres 2014. "Pencalonan presiden dari PAN menunggu Rakernas mendatang," ungkapnya.

Sementara kubu Ical --panggilan akrab Aburizal Bakrie-- enggan menanggapi bocoran Wikileaks. Wasekjen Partai Golkar yang juga juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara, menegaskan bahwa pihaknya lebih memikirkan target memenangkan pemilu 2014. "Sekarang sedang konsolidasi," ujar Lalu Mara. Untuk capres 2014, tambahnya, Partai Golkar akan melakukan survei internal menjelang Pilpres nanti.

Adanya kepentingan asing dalam panggung politik di Indonesia, menurut Ketua DPP PKS Mustafa Kamal, bukan rahasia lagi. "Untuk menjaga kepentingannya, mereka butuh mitra," ujarnya.

Namun, sulit dideteksi, siapa mitra asing itu. Sejumlah menteri yang disebut dalam bocoran Wikileaks, bisa dicek faktanya di lapangan. "Masyarakat bisa melihat, apa betul mereka berpihak pada kepentingan asing atau nasional," kata politikus yang juga menjabat Ketua Fraksi PKS ini.

Di mata Amerika, posisi Indonesia memang sangat strategis dalam percaturan politik dunia. Sebagai negara berkembang yang dihuni mayoritas umat Islam, Indonesia bisa menjadi jembatan kepentingan politik Timur Tengah dengan Amerika.

Tak heran jika Amerika berusaha merangkul negeri ini untuk menjadi sekutunya. Tinggal sikap para elite penguasa negeri ini, apakah memilih di bawah ketiak Amerika atau menjadi mitra sejajar. (HP)

*gatra.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)