INTERNASIONAL - The Age Menolak Minta Maaf

Harian Australia, The Age, menyatakan tidak berpretensi menghakimi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pemuatan informasi dari laman pembocor kawat diplomatik rahasia, WikiLeaks. Seperti diketahui The Age menampilkan berita dengan judul besar di halaman depan "Yudhoyono 'abused power': Cables accuse Indonesian President of corruption." Berita serupa juga dimuat harian utama Australia lainnya, The Sydney Morning Herald pada Jumat, 11 Maret 2011.

The Age dalam editorialnya, 17 Maret 2011, berjudul "The New Indonesia Faces a Test of Democracy" menyebutkan bahwa informasi WikiLeaks disediakan secara ekslusif untuk The Age dan dipublikasikan berdasarkan informasi yang ada di dalamnya.

"Penting untuk dicatat  bahwa  ini bukan kasus satu dokumen yang berisi  tuduhan  dari sumber yang  tidak bertanggung jawab, melainkan laporan kami yang didasarkan pada  berbagai  informasi detail yang dikumpulkan oleh diplomat senior Amerika Serikat selama bertahun-tahun," tulis The Age.

The Age menyatakan tidak berpretensi untuk menghakimi Presiden melalui pemberitaan ini, sehingga tidak akan meminta maaf atas pengungkapan informasi dari WikiLeaks tersebut.

Apa yang ditulis dalam kawat rahasia itu menunjukkan bahwa Indonesia yang baru disebut sebagai negara yang bebas dari korupsi justru sulit menangkal budaya itu.  "Korupsi telah meracuni lembaga-lembaga negara, politik, militer dan peradilan, bahkan melampaui era Soeharto," tulis The Age.

Sebelumnya, mengutip data WikiLeaks, The Ages menulis bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah terlibat dalam praktek korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, sehingga merusak reputasinya sebagai tokoh yang dianggap bersih dan reformis.


• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)