PT KA akhirnya mengambil langkah tegas dalam menghadapi suporter sepak bola yang kerap membuat rusuh. "Kita sudah berulangkali menelan kerugian besar akibat ulah suporter yang membuat kerusakan terhadap sarana angkutan KA yang kami kelola. Karena itu, PT KA sudah memutuskan untuk tidak lagi mengangkut para suporter yang akan pergi ke kota tempat pertandingan," kata Humas Daop V Purwokerto, Surono, Senin (14/2).
Dia menyebutkan, bila hanya tidak membayar saat menumpang angkutan KA, pihak PT KA masih bisa menoleransi. Namun yang menjadi masalah, para suporter ini kerap membuat kerusakan terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang dikelola PT KA, bahkan sampai menimbulkan korban luka atau korban jiwa.
"Kasus ini tidak hanya terjadi sekali dua kali. Tapi sudah berulang kali. Kerugian yang dialami PT KA pun sudah ratusan juta. Karena itu, kita sudah tak bisa memberi toleransi terhadap masalah ini," tegasnya.
Surono menyatakan, keputusan untuk tidak mengangkut suporter bola tersebut, tak hanya diputuskan untuk angkutan KA yang dikelola oleh PT KA Daop V Purwokerto. Tapi sudah menjadi keputusan direksi PT KA. "Surat pemberitahuan PT KA tak akan lagi mengangkut supporter bola itu sudah disampaikan kepada Ketua Umum KONI dan Ketua Umum PSSI.
Tembusannya disampaikan kepada Presiden, Wapres, Menko Polhukkam, Menteri BUMN, Menhub, Menpora, Panglima TNI, Kapolri dan para Gubernur se-Jawa," jelasnya.
Menurut dia, berdasar pengalaman yang terjadi selama ini, masyarakat di sekitar jalur kereta api, sudah sangat tidak menyukai pendukung fanatik klub bola tertentu karena bertindak anarkis, seperti melakukan pelemparan batu dan melakukan perusakan, serta merusakan berbagai sarana dan prasaran di setiap stasiun pemberhentian.
Akhirnya, warga yang tak suka dengan ulah para pendukung sepak bola itu membalas tindakan para suporter itu dengan melempar batu pada para suporter yang sedang menumpang KA sehingga gerbong yang ditumpangi mengalami kerusakan.
Bahkan seringkali, rangkaian KA yang sebenarnya tidak ditumpangi para suporter pun menjadi sasaran kemarahan warga di sekitar jalur KA.
Kerusakan yang ditumbulkan akibat pelemparan batu tersebut, tak hanya berupa kerusakan di lokomotif, kaca jendela gerbong penumpang, serta fasilitas lain yang ada di gerbong penumpang. Masinis yang mengendalikan laju Ka juga kerap terluka akibat aksi pelemparan batu tersebut.
Rangkaian KA milik PT KA Daop V yang pernah menjadi korban perusakan suporter ini, antara lain KA Serayu saat mengangkut pendukung fanatik Persib Bandung. Kemudian KA Logawa, yang tidak mengangkut pendukung bola, tapi karena dalam perjalanan berada di belakang KA yang mengangkut suporter Persebaya alias bonek.
Kedua KA dari Daop V itu mengalami kerusakan yang lumayan parah. Selain semua kaca jendela dan pintu pecah, kursi, toilet dan perlengkapan lain di dalam kereta juga banyak yang dirusak. "Kalau PT KAI tetap melayani penumpang dari para pendukung bola, imbasnya adalah pendapatan PT KAI akan turun. Sebab para pendukung bola yang naik KA itu pun sebagian tak beli tiket. Di sisi lain, kalau ada pendukung bola naik KA, penumpang umum tak jadi naik KA. Belum lagi harus menanggung kerugian akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh ulah suporter," tandasnya. n wid.
Dia menyebutkan, bila hanya tidak membayar saat menumpang angkutan KA, pihak PT KA masih bisa menoleransi. Namun yang menjadi masalah, para suporter ini kerap membuat kerusakan terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang dikelola PT KA, bahkan sampai menimbulkan korban luka atau korban jiwa.
"Kasus ini tidak hanya terjadi sekali dua kali. Tapi sudah berulang kali. Kerugian yang dialami PT KA pun sudah ratusan juta. Karena itu, kita sudah tak bisa memberi toleransi terhadap masalah ini," tegasnya.
Surono menyatakan, keputusan untuk tidak mengangkut suporter bola tersebut, tak hanya diputuskan untuk angkutan KA yang dikelola oleh PT KA Daop V Purwokerto. Tapi sudah menjadi keputusan direksi PT KA. "Surat pemberitahuan PT KA tak akan lagi mengangkut supporter bola itu sudah disampaikan kepada Ketua Umum KONI dan Ketua Umum PSSI.
Tembusannya disampaikan kepada Presiden, Wapres, Menko Polhukkam, Menteri BUMN, Menhub, Menpora, Panglima TNI, Kapolri dan para Gubernur se-Jawa," jelasnya.
Menurut dia, berdasar pengalaman yang terjadi selama ini, masyarakat di sekitar jalur kereta api, sudah sangat tidak menyukai pendukung fanatik klub bola tertentu karena bertindak anarkis, seperti melakukan pelemparan batu dan melakukan perusakan, serta merusakan berbagai sarana dan prasaran di setiap stasiun pemberhentian.
Akhirnya, warga yang tak suka dengan ulah para pendukung sepak bola itu membalas tindakan para suporter itu dengan melempar batu pada para suporter yang sedang menumpang KA sehingga gerbong yang ditumpangi mengalami kerusakan.
Bahkan seringkali, rangkaian KA yang sebenarnya tidak ditumpangi para suporter pun menjadi sasaran kemarahan warga di sekitar jalur KA.
Kerusakan yang ditumbulkan akibat pelemparan batu tersebut, tak hanya berupa kerusakan di lokomotif, kaca jendela gerbong penumpang, serta fasilitas lain yang ada di gerbong penumpang. Masinis yang mengendalikan laju Ka juga kerap terluka akibat aksi pelemparan batu tersebut.
Rangkaian KA milik PT KA Daop V yang pernah menjadi korban perusakan suporter ini, antara lain KA Serayu saat mengangkut pendukung fanatik Persib Bandung. Kemudian KA Logawa, yang tidak mengangkut pendukung bola, tapi karena dalam perjalanan berada di belakang KA yang mengangkut suporter Persebaya alias bonek.
Kedua KA dari Daop V itu mengalami kerusakan yang lumayan parah. Selain semua kaca jendela dan pintu pecah, kursi, toilet dan perlengkapan lain di dalam kereta juga banyak yang dirusak. "Kalau PT KAI tetap melayani penumpang dari para pendukung bola, imbasnya adalah pendapatan PT KAI akan turun. Sebab para pendukung bola yang naik KA itu pun sebagian tak beli tiket. Di sisi lain, kalau ada pendukung bola naik KA, penumpang umum tak jadi naik KA. Belum lagi harus menanggung kerugian akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh ulah suporter," tandasnya. n wid.
*republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)