Saat ini, sedikitnya terdapat 40 Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Provinsi Jambi. Harimau-harimau ini berkeliaran di hutan-hutan seperti Kumpeh, Bungo, Merlung, Berbak, Tebo, dan kawasan Bukit Tigapuluh. “Harimau-harimau ini mengancam kehidupan manusia karena habitat mereka terganggu,” ujar Tri Siswono Rahardjo, Kepala BKSDA (Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam) Jambi, kepada Jambi Independent, menyusul kejadian tewasnya seorang warga yang diterkam harimau beberapa hari lalu.
Hewan buas itu tidak akan menyerang jika tidak merasa terancam. Langkah-langkah yang harus segera dilakukan, kata Tri, adalah menghentikan penebangan liar. Sebab, harimau juga butuh tempat untuk hidup.
Menurut Tri, dalam sehari seekor harimau akan berkeliaran dengan jangkauan 80 kilometer untuk mencari makan. Jika wilayah edarnya itu sudah dirambah dan dijadikan perkampungan, maka tidak mustahil mereka akan masuk ke perkampungan dan menerkam manusia.
Selain perkampungan, wilayah edar hewan itu sudah terpotong oleh jalan dan perkebunan warga. Sehingga, tak jarang warga melihat harimau melintas di tempat-tempat tersebut. “Sebenarnya itu adalah wilayah mereka yang dijarah manusia untuk jalan dan kebun. Tapi manusia kerap mengasumsikan hewan itu keluar dari hutan. Padahal, mereka bermain di wilayahnya sendiri,” sebutnya, lagi.
Untuk itu, kata Tri, perlu dibuatkan koridor penghubung antarwilayah jelajah harimau, agar mereka tidak berkeliaran di perkampungan. Koridor tersebut dapat dibuat di antara hutan yang terpotong oleh jalan dan perkampungan. “Sejauh ini, perlu juga diadakan pertemuan lintas sektoral terkait masalah ini. Duduk bersama untuk membahas keseriusan dan komitmen berbagai pihak dalam menjaga kelestarian hutan dan habitatnya,” tandas Tri.(fay)
*jambi-independent.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)