INTERNASIONAL - Moamar Ghadafi Juga Diminta Turun


Gelombang demonstrasi kembali terjadi di Timur Tengah. Kali ini dipicu penangkapan seorang pengacara yang mengkritik keras sistem pemerintahan otokrasi Libya. Diperkirakan tak kurang dari 2.000 orang turun ke jalan. BBC melaporkan, demonstrasi tetap dilanjutkan meski kabarnya pengacara tersebut sudah dibebaskan. Rakyat Libya merasa tidak puas dengan sistem pemerintahan yang dianggap menyengsarakan rakyat. 

Angka pengangguran setiap tahun semakin meningkat. Tak hanya itu, kekecewaan rakyat juga dopicu oleh praktik korupsi yang menggila dan tingginya biaya hidup.

Bentrokan juga terjadi antara demonstran dan pasukan keamanan di Benghazi. Demonstran melempari pasukan keamanan dengan batu. Sementara pasukan keamanan menembakkan meriam air, gas airmata dan peluru karet. Sampai berita ini diturunkan, belum diketahui apakah ada korban tewas dalam bentrokan itu.

Beberapa minggu terakhir demonstrasi marak terjadi di beberapa negara Arab. Awalnya adalah presiden Tunisia, Zine al-Abidine Ben Ali, yang digulingkan bulan Januari lalu. Menyusul penggulingan presiden Mesir, Hosni Mubarak pekan lalu. Adapun Moamar Ghadafi dianggap telah berkuasa untuk masa yang terlalu lama sejak 1969. Libya merupakan salah satu negara pelanggar HAM terbesar dan negara paling tidak demokratis. [guh]

*rakyatmerdeka.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)