Nasib nahas menimpa Bendahara KUD Bina Karya, Desa Muara Delang, Hitam Ulu, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Arief (51). Seusai mengambil uang gajian para petani di BRI Unit Hitam Ulu, uang sisa yang belum diambil para petani, dirampok dua orang yang mengendarai sepeda motor. Akibatnya, uang Rp 272 juta berpindah ke tangan perampok.
Menurut dia, tiga hari sebelum peristiwa perampokan, Arief bermimpi didatangi orang tak dikenal. Orang tersebut datang ke rumahnya dan berniat tidak baik. Dalam mimpi tersebut, orang tersebut memaksa masuk ke rumah.
"Di mimpi itu, sempat saling mendorong pintu. Bahkan, orang yang tidak jelas wajahnya tersebut, lehernya sempat saya jepitkan ke pintu," ungkapnya.
Firasat tersebut, tambahnya, tidak terlalu dipikirkan. Ternyata, pada Jumat (5/2), musibah itu terjadi.
Sebagai bendahara, Arief, setiap bulan, dirinya pasti mempunyai tanggung jawab mengambil uang di bank untuk gaji para petani yang tergabung dalam anggota KUD. Menurutnya, sudah cukup lama dirinya menjabat sebagai bendahara.
"Kalau biasanya, saya mengambil uang menggunakan mobil. Hari itu, saya sudah sempat membuka pintu mobil, namun tidak jadi bawa mobil. Biar cepat, akhirnya menggunakan sepeda motor," katanya.
Menurutnya, biasanya juga, ada teman yang menyertai saat mengambil uang. Mungkin saat itu memang sedang apes, sehingga tidak ada yang menemani atau mengiringi dari belakang.
"Jarak antara bank dan KUD hanya sekitar 300 meter, sementara dengan rumah juga tidak terlalu jauh. Mungkin sudah memang harus seperti ini kejadiannya, dan ini saya anggap cobaan bagi saya," kata Arief.(nto)
Menurut dia, tiga hari sebelum peristiwa perampokan, Arief bermimpi didatangi orang tak dikenal. Orang tersebut datang ke rumahnya dan berniat tidak baik. Dalam mimpi tersebut, orang tersebut memaksa masuk ke rumah.
"Di mimpi itu, sempat saling mendorong pintu. Bahkan, orang yang tidak jelas wajahnya tersebut, lehernya sempat saya jepitkan ke pintu," ungkapnya.
Firasat tersebut, tambahnya, tidak terlalu dipikirkan. Ternyata, pada Jumat (5/2), musibah itu terjadi.
Sebagai bendahara, Arief, setiap bulan, dirinya pasti mempunyai tanggung jawab mengambil uang di bank untuk gaji para petani yang tergabung dalam anggota KUD. Menurutnya, sudah cukup lama dirinya menjabat sebagai bendahara.
"Kalau biasanya, saya mengambil uang menggunakan mobil. Hari itu, saya sudah sempat membuka pintu mobil, namun tidak jadi bawa mobil. Biar cepat, akhirnya menggunakan sepeda motor," katanya.
Menurutnya, biasanya juga, ada teman yang menyertai saat mengambil uang. Mungkin saat itu memang sedang apes, sehingga tidak ada yang menemani atau mengiringi dari belakang.
"Jarak antara bank dan KUD hanya sekitar 300 meter, sementara dengan rumah juga tidak terlalu jauh. Mungkin sudah memang harus seperti ini kejadiannya, dan ini saya anggap cobaan bagi saya," kata Arief.(nto)
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)